Perkawinan/boldsky.com
Relationship

Pernikahan Dini di NTB Masih Tinggi

MG Noviarizal Fernandez
Kamis, 31 Maret 2016 - 18:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya angka kelahiran dengan usia ibu yang tergolong sangat muda mendorong para guru agama di Nusa Tenggara Barat (NTB) berikrar untuk mencegah terjadinya pernikahan usia dini.

Dalam rilis yang diterima, Kamis (31/3/2016), Kepala Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengungkapkan, bahwa hasil survei demografi dan kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, median usia kawin pertama (UKP) wanita pernah menikah usia 25-49 tahun di Provinsi NTB adalah 19,5 tahun.

“Artinya, separuh wanita  tersebut menikah di bawah usia 19,5 tahun. UKP Provinsi NTB ini masih di bawah rata-rata nasional 20,1 tahun dan sasaran RPJMN 2015-2019 adalah 21 tahun,” ujarnya.

Yang lebih memprihatinkan, lanjutnya, angka kelahiran di antara wanita kelompok umur (age-specific fertility rate/ASFR) 15-19 tahun di Provinsi NTB adalah 75 kelahiran per 1.000 wanita (SDKI 2012). Angka ini jauh di atas rata-rata nasional, yaitu 48 kelahiran per 1.000 wanita usia 15-19 tahun.

Oleh karena itu, menurutnya, BKKBN kemudian mengambil kebijakan untuk menggandeng para guru agama yang umumnya tersebar di berbagai pesantren di NTB.  Para guru, katanya, memainkan peran yang penting dalam menyiapkan generasi muda sebelum memasuki jenjang pernikahan.

“Pondok pesantren, sebagai tempat bernaungnya generasi muda menuntut ilmu, juga merupakan keluarga dalam skala yang lebih besar dengan tuan guru berperan sebagai orangtua para santri untuk membimbing generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas,” tambahnya. 

 

 

 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro