Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah penelitian mengungkapkan, jika anak-anak yang lahir melalui operasi caesar terencana memiliki kemungkinan 21% lebih besar untuk menderta leukemia limfoblastik akut (LLA), dibandingkan yang lahir secara normal.
Operasi caesar terencana dapat dibagi lagi menjadi "terencana" dan "akut", yang berarti terdapat kebutuhan medis mendesak, seperti gawat janin. Kasus-kasus akut ini tampaknya tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker tetapi karena hanya ada segelintir kasus seperti itu, sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti.
Penelitian yang dilakukan di Swedia ini secara spesifik menghubungkan sebagian besar risiko tersebut dengan operasi caesar terencana. Dalam studi ini, operasi caesar terencana didefinisikan sebagai operasi caesar yang dimulai sebelum pas waktu persalinan.
Namun yang terpenting, risiko LLA, dan kanker anak secara umum, tetap rendah secara keseluruhan, kata Joseph Wiemels, seorang profesor ilmu populasi dan kesehatan masyarakat di University of Southern California yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Operasi caesar "merupakan komponen vital dan seringkali menyelamatkan nyawa dalam perawatan obstetrik modern," ujar penulis utama studi Christina Evmorfia-Kampitsi, seorang peneliti pascadoktoral di Karolina Institutet, dilansir dari Live Science.
Beberapa orang melahirkan melalui operasi caesar terencana karena kondisi ibu, seperti preeklamsia, atau untuk melindungi kesehatan bayi karena mereka tidak mendapatkan cukup oksigen, misalnya.
"Temuan kami seharusnya tidak perlu dikhawatirkan jika prosedur ini diindikasikan secara medis," kata Evmorfia-Kampitsi.
Studi ini, yang diterbitkan 4 Juli di International Journal of Cancer, adalah para peneliti mengendalikan berbagai karakteristik pada ibu dan bayi baru lahir dan tetap menemukan risiko LLA yang lebih tinggi pada anak yang lahir melalui operasi caesar terencana.
Mengendalikan faktor-faktor lain ini penting, kata Wiemels, sebagian karena usia ibu di atas 35 tahun juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi anak-anak terkena LLA.
Ada juga hubungan antara cacat lahir dan risiko LLA, serta faktor lingkungan seperti radiasi. Namun, karena LLA terjadi pada usia yang sangat muda, para peneliti telah mengeksplorasi faktor-faktor sebelum dan setelah kelahiran yang dapat menyebabkan perkembangannya, ujar Dr. Danielle Daee, direktur program cabang epidemiologi genomik di National Cancer Institute yang tidak terlibat dalam penelitian ini, kepada Live Science melalui email.
Dalam studi ini, para peneliti mengamati metode persalinan pervaginam, sesar terencana, atau sesar tak terencana pada lebih dari 2,4 juta kelahiran yang terjadi di Swedia selama 20 tahun. Data tentang berat badan bayi baru lahir, cacat lahir, dan apakah ibu mereka kelebihan berat badan atau mengalami obesitas, diabetes, atau preeklamsia juga diperiksa. Selain itu, mereka mengamati insidensi LLA pada anak-anak ini dari waktu ke waktu.
Para peneliti juga mengelompokkan anak-anak berdasarkan dekade kelahiran mereka, untuk memperhitungkan perubahan praktik kebidanan, tingkat operasi caesar, perubahan cara diagnosis kanker anak, dan faktor-faktor lain yang mungkin berubah seiring waktu, kata Evmorfia-Kampitsi.
Lebih dari 375.000 anak, sekitar 15%, lahir melalui operasi caesar, termasuk sekitar 213.000 yang direncanakan, yang dimulai sebelum persalinan dimulai. Sekitar 1.200 dari 2,4 juta anak, atau 0,05%, mengalami LLA.