Ilustrasi/Codyapp
Health

Berikut Tipe Dehidrasi dan Cara Mengatasinya

Reni Efita
Jumat, 1 April 2016 - 14:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Masalah kekurangan cairan dalam tubuh sudah banyak tulisan di media cetak mau pun di dunia maya. Namun perlu diketahui tipe-tipe kekurangan cairan di dalam tubuh dan solusinya.

Secara umum, kekurangan cairan (dehidrasi) dapat dibedakan menjadi tiga. Yaitu hipertonik, isotonik dan isotonik.

Hipertonik berarti air yang hilang lebih banyak daripada Na, sehingga kadar Na tinggi. Pada isotonik, air dan Na yang hilang jumlahnya sama. Sedangkan hipotonik, Na yang hilang lebih banyak daripada air.

Dengan ketiga kondisi yang berbeda itu, mana minuman yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut?

Dalam satu forum Ngobras dengan tema Kenali manfaat 7 ion untuk aktivitas sehari-hari, di salah satu restoran di kawasan Jakarta Pusat,  belum lama ini, dijelaskan  terdapat beberapa kategori minuman.

Secara umum, minuman bisa dibagi menjadi air biasa (air mineral), minuman hipotonik, minuman isotonik, dan minuman hipertonik. Minuman hipotonik (hipo=rendah) mengandung kadar elektrolit (Na) dan karbohidrat rendah (2-3%). Konsentrasi minuman isotonik sama dengan tubuh. Sedangkan minuman hipertonik mengandung konsentrasi substansi tinggi. Kandungan karbohidratnya tinggi (10%).

Minuman hipotonik berfungsi untuk mengganti cairan yang keluar melalui keringat, tanpa menambah karbohidrat. Bisa dikonsumsi saat berolahraga karena cepat diserap di usus. Seperti minuman hipotonik, minuman isotonik juga cepat menggantikan keringat dan cepat diserap tubuh. Bedanya, minuman isotonik juga menggantikan elektrolit dan memberikan asupan karbohidrat. Cocok untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari yang padat.

Berbeda dengan minuman hipertonik yang baik sebagai minuman berenergi. Cocok bagi mereka yang berolahraga berat atau mengeluarkan banyak energi. Namun, minuman jenis ini, kata Dr. Elvina, M.Sc.SpGK, PhD, Direktur Micronutrient Initiative yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), tidak dapat digunakan untuk rehidrasi, karena konsentrasi substansinya tinggi (pekat), sehingga pengosongan lambung dan penyerapan air berjalan lambat. Cairan tubuh akan menjadi pekat, dan malah akan memperberat dehidrasi.

Menurut dr. Grace Tumbelaka, Sp.KO, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedoteran Olahraga, intensitas olahraga terbagi menjadi ringan, sedang dan berat. Olahraga intensitas berat bersifat endurance (latihan kardio), dengan intensitas 76% dari heart rate (HR) maksimal. Bila diaplikasikan pada penguatan, intensitas sedang berarti 60-80% repetisi maksimal.

Menurut beberapa tenaga ahli yang menulis buku Mitos atau Fakta Air dan Hidrasi, bila kekurangan cairan waktu aktifitas fisik dapat menyebabkan  penuranan performa fisik. Kekurangan air tubuh sebanyak 2%  atau lebih menurunkan kemampuan fisik visuomotor, psikomotor, dan kognitif. Selama aktifitas fisik, kekurangan air tubuh mengganggu beberapa area fungsi fisiologis, meningkatkan beban pengaturanpanas tubuh dan  kardiovaskular. Hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan performa dan peningkatan penyakit akibat kelebihan panas, cramps, pingsan, heat axhaustion, kondisi yang mengancam jiwa seperti heat stroke, terutama selama aktivats fisik yang dilakukan terus-menerus dalam kondisi panas. Penelitian menunjukkan peninggkat status hidrasi ternyata dapat memperbaiki performa fisik secara signifikan.

 

 

 

 

 

 

Penulis : Reni Efita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro