Danau Toba/ Indonesia Travel
Travel

Geopark Kaldera Toba: Pemprov Sumut Diminta Serius Dukung Pembenahan

Febriany Dian Aritya Putri
Kamis, 14 April 2016 - 17:24
Bagikan

Bisnis.com, MEDAN - Kegagalan memasukkan kawasan Danau Toba sebagai bagian dari Unesco Global Geopark (UGG) pada tahun lalu dinilai perlu mendapat perhatian serius.

Pemprov Sumut dituntut serius dan melakukan langkah khusus untuk membenahi kawasan tersebut.

Pemprov memang telah melakukan berbagai strategi seperti pembentukan Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba dan kesepakatan dukungan dari tujuh pemkab yakni Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara, Karo, Humbang Hasundutan dan Dairi.

Setelah kegagalan Danau Toba masuk UGG, masih banyak 'pekerjaan rumah' yang perlu segera dirampungkan.

Ketua Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba Alimin Ginting menuturkan, untuk memenuhi berbagai persyaratan tersebut, pihaknya membutuhkan alokasi anggaran dari pemprov.

"Ini pekerjaan cukup berat. Kami memohon dukungan pemprov untuk alokasi anggaran dan mempersiapkan sekretariat. Sampai saat ini program kerja yang kami lakukan masih belum mendapatkan alokasi anggaran," papar Alimin, Kamis (14/4/2016).

Lebih lanjut Alimin menjelaskan, berdasarkan hasil evaluasi UGG pada tahun lalu, Geopark Kaldera Toba dinilai belum matang dan membutuhkan waktu tambahan pengembangan paling tidak 2 tahun.

Selain itu, kawasan ini dianggap terlalu luas sehingga memiliki banyak tantangan pengelolaan.

"Unesco menilai pengembangan Geopark Kaldera Toba masih tahap awal. Beberapa kekurangan di antaranya untuk fungsi edukasi diperlukan aktivitas rutin. Selain itu perlu juga informasi dan edukasi display. Unesco meminta tema edukasi besarnya soal super volcano," tambah Alimin.

Selain itu, dia merinci, Unesco juga meminta agar lebih banyak situs budaya yang bisa dikunjungi di kawasan Danau Toba.

Alimin mencatat terdapat 45 situs budaya yang tersebar di tujuh kabupaten.

Unesco pun mencontohkan perlu dilakukan revitalisasi budaya di Karo dan Dairi.

Adapun, kedua kabupaten ini diminta mencontoh pengembangan dan pelestarian budaya yang ada di Samosir dan Tapanuli Utara.

Untuk mempercepat pengembangan tersebut, Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba telah membagi pengelolaan menjadi empat subarea yakni Samosir, Sibandang, Haranggol dan Porsea.

"UGG saat ini memiliki 120 anggota dari 33 negara. Jika Toba bisa masuk menjadi salah satu anggota ini merupakan ajang promosi yang sangat efektif. Toba bisa menjadi penghasil devisa pariwisata besar untuk Indonesia. Salah satu geopark di Tiongkok pada tahun lalu saja bisa menyumbang devisa US$60 miliar," kata Alimin.

Senada, Direktur RSUD Djasamen Saragih Siantar Ria Novida menyebutkan, pemprov juga harus memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan potensi titik wisata dan budaya yang ada di sekitar Danau Toba.

Dia mencontohkan, pembentukan taman konservasi anggrek Toba. Ria mengatakan, di sekitar Danau Toba terdapat lebih dari 400 jenis anggrek. Apabila dikelola dengan baik, anggrek-anggrek tersebut bisa menjadi penarik wisatawan.

"Pemprov dan pemkab harus bisa melhat ceruk pasar pariwisata selain danau itu sendiri. Pengembangan taman ini misalnya, perlu mendapat dukungan pemerintah karena pengembangan swadaya terbatas," pungkas Ria yang juga anggota pegiat pengembangan kawasan Danau Toba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro