Bisnis.com, JAKARTA- PEKANBARU-- Sejumlah wisatawan mengeluhkan pungutan liar di objek wisata Candi Muara Takus, Riau, saat libur panjang akhir pekan lalu.
Zuhdy, seorang wisatawan dalam negeri mengaku dimintai uang karcis masuk, namun tanpa administrasi yang jelas. Dia mengaku dimintai uang sukarela oleh pemuda warga setempat di pintu masuk candi.
"Saya dimintai uang sukarela saat saya mengunjungi Candi Muara Takus, saat liburan panjang, pekan lalu. Saya minta karcis, tetapi mereka bilang tidak ada karcis. Saya rasa mereka pemuda setempat yang melakukan pungli," katanya kepada Bisnis, Senin (9/5/2016).
Ketua ASITA Dede Firmansyah mengatakan seharusnya pemerintah mengambil langkah, terkait hal itu. Karena pungli itu dapat menurunkan minat pelancong. Seharusnya pemerintah membentuk regulasi untuk tiket masuk obje wisata, termasuk Candi Muara Takus.
"Seharusnya ada regulasi soal tiket masuk. Sehingga pelancong mengerti. Kalau hanya meminta uang saja, itu pungli," katanya.
Tidak hanya tiket masuk, pemerintah juga diminta mengatur soal parkir kendaraan. Pemerintah bisa memanfaatkan hal itu untuk pendapatan daerah.
"Bukan hanya Candi Muara Takus, ini untuk semua objek wisata di Riau," kata Dede.
Namun, Dede mengakui Candi Muara Takus yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya itu semakin ramai dikunjungi. Dari pantauan ASITA banyak turis asing dan turis dari Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
Hanya saja, warga Riau sendiri masih lebih tertarik berlibur ke Sumatra Barat, Singapura dan Malaysia pada liburan panjang akhir pekan lalu.
Pelancong yang ingin berwisata ke Candi Muara Takus, Kampar, Riau terpaksa melewati akses jalan yang rusak karena pembangunan akses jalan baru selesai pada 2017.
Kepala Dinas Cipta Karya Provinsi Riau Syafril Tamun mengatakan pembangunan akses jalan baru itu akan dibangun pada pertengahan tahun ini.
"Pembangunan jalan aspal itu memakan waktu dua tahun. Akses jalan 18 kilometer menelan anggaran Rp45 miliar," katanya.
Selain pembangunan akses jalan baru, pemerintah juga akan melakukan pelebaran jalan ke Candi Muara Takus untuk mempermudah akses wisatawan menjangkau lokasi wisata.
Sebelumnya, pelebaran jalan diusulkan untuk dibuat dua jalur. "Namun, dibatalkan. Lebih baik satu jalur saja. Karena pengunjungnya belum ramai," katanya.