Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit jantung sering kali dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat, mulai dari malas berolahraga atau beraktivitas sampai konsumsi makanan tidak sehat yang penuh dengan lemak jenuh dan kolesterol.
Namun, ada satu penyakit jantung yang bisa terjadi tanpa gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya, penyakit ini kadang tidak menimbulkan gejala sehingga jarang disadari, dan tiba-tiba mengancam nyawa.
Penyakit jantung itu adalah kardiomiopati. Dokter Spesialis Jantung Novena Heart Centre Malaysia, Tang Hak Chiaw, menjelaskan, penyakit ini merupakan penyakit pada otot jantung yang dapat menyebabkan jantung kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh.
Penyakit ini bisa mendadak menyebabkan gejala gagal jantung dan henti jantung mendadak. Kardiomiopati juga dapat menyebabkan beberapa kondisi jantung serius lainnya.
Dokter Tang mengungkapkan ada beberapa jenis kardiomiopati, yaitu hipertrofik, dilatasi, restriktif, dan aritmogenik.
"Kasus yang paling banyak ditemui adalah hipertrofik, di mana otot dinding jantung menebal sehingga menyebabkan jantung kesulitan memompa darah atau bahkan menyebabkan kebocoran pada jantung," jelasnya di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Penyebab Kardiomiopati
Dokter Tang menyebutkan, penyebab utama penyakit ini adalah genetik atau keturunan. Oleh karena itu, bagi yang punya orang tua, kakek, nenek, atau anggota keluarga lain dengan riwayat kardiomiopati, punya penyakit jantung, atau meninggal mendadak harus melakukan skrining lebih dini.
"Sebanyak 30-50% kasus kardiomiopati disebabkan oleh genetik. Tapi berbeda dengan penyakit jantung bawaan yang bisa terlihat bahkan saat janin masih di dalam kandungan, gangguan jantung pada kardiomiopati baru muncul saat sudah tumbuh besar, dan hanya bisa dicek segera dengan tes genetik," paparnya.
Adapun, kardiomiopati yang bukan genetik juga bisa terjadi, salah satunya merupakan komplikasi prenatal atau saat kehamilan.
Gejala Kardiomiopati
Beberapa orang dengan kardiomiopati tidak merasakan adanya gejala. Namun, bagi yang lain, gejala muncul saat kondisinya memburuk. Gejala kardiomiopati dapat meliputi:
• Sesak napas atau kesulitan bernapas saat beraktivitas atau bahkan saat istirahat.
• Nyeri dada, terutama setelah aktivitas fisik atau makan berat
• Detak jantung berdebar-debar
• Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, telapak kaki, area perut, dan vena leher.
• Pembengkakan pada area perut karena penumpukan cairan
• Sesak dan ingin batuk saat berbaring
• Kesulitan berbaring untuk tidur
• Kelelahan, bahkan setelah beristirahat
• Pusing
• Sering pingsan
"Gejala ini bisa tidak dirasakan, sehingga bisa hidup sampai 60-80 tahun, atau terasa ketika penderita penyakit ini semakin menua. Tapi ada pula yang kondisinya memburuk dengan cepat," jelasnya.
Sayangnya, Tang menegaskan bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan karena merupakan bagian dari kerusakan genetik. Namun, penyakit ini bisa diringankan dengan gaya hidup sehat, makan-makanan sehat, dan olahraga ringan.
"Perlu diperhatikan, penderita penyakit ini bisa berolahraga, tapi tidak direkomendasikan melakukan terlalu ekstrem seperti untuk kompetisi," tambahnya.
Adapun, penderita kardiomiopati juga bisa mendapatkan penanganan dengan konsumsi obat-obatan yang akan berjalan seumur hidup, atau dengan menggunakan alat bantu Implantable Cardioverter-Defibrillator (ICD), perangkat medis yang ditanamkan di dada untuk membantu mengatur irama jantung dan mencegah serangan jantung mendadak.