Ilustrasi: Koleksi Sebastian Gunawan/sebastiangunawan.com
Bisnis Style

Sebastian Gunawan: Sang Couturier RI Tembus Ibukota Fesyen Dunia

Wike Dita Herlinda
Minggu, 15 Mei 2016 - 22:40
Bagikan
Fashion today is available to everybody in a way that it’s never been before; you’ve got every designer  you’ve ever heard of working for H&M or Target. That’s Fantastic,” Anna Wintour, fashion matriarch.

 

Bisnis.com, JAKARTA - Bicara tentang high fashion, penikmat mode di seluruh dunia pasti mengarahkan kiblatnya ke Paris. Tidak hanya menjadi Ibukota bagi Prancis, kota romantis tersebut selama berabad-abad didapuk sebagai ibukota fesyen dunia.

Sebastian Gunawan: Sang Couturier RI Tembus Ibukota Fesyen Dunia
Dari Paris pula lahir ‘adibusana’ (haute couture), sebuah terminologi yang belakangan banyak diklaim sembarangan oleh perancang mode yang belum terakreditasi sebagai couturier. Padahal, untuk menjadi seorang couturier, dibutuhkan perjuangan sangat berat.

Akhir-akhir ini—sayangnya—semakin banyak desainer yang melahirkan koleksi busana malam dengan aksen eksentrik serta sedikit sentuhan glamor, dan langsung berani mengklaim karyanya sebagai koleksi couture. Alih-alih, mereka mengeja ‘haute couture’ saja salah.  

Untuk diketahui, menjadi couturier membutuhkan persyaratan yang dilindungi aspek hukum di Prancis. Sebuah rumah mode yang layak disebut sebagai haute couture harus diakui oleh Chambre Syndicale de la Haute Couture di Paris.

Lembaga tersebut melansir daftarcouturiers yang dikukuhkan Kementerian Industri Prancis setiap tahunnya.Couturier yang terdapat di dalam daftar tersebut bisa berasal dari mana saja, tidak harus dari dalam negeri Prancis.

Bagi desainer yang ingin ‘naik kelas’ ke level haute couture atau high fashion, mereka akan diwadahi oleh L’Ecole de la Chambre Syndicale de la Couture di bawah Federation Francaise de Couture  du Prêt-à-Porter des Couturiers et des Createurs de Mode.

Tak sembarang perancang bisa naik ke tingkat couturier. Persyaratannya ketat. Mereka harus mampu mendesain khusus untuk klien pribadi, memiliki atelierdengan staf tetap minimal 15 orang di Paris, hingga punya pekerja teknis tetap minimal 20 orang di setiap atelier.

Itu saja? Tentu tidak. Mereka harus konsisten, tidak boleh absen, mempersembahkan koleksi original dengan jumlah minimal 50 set (busana siang maupun gaun malam) di hadapan publik secara rutin minimal dua kali setahun, setiap musim fesyen (Januari dan Juli).

Tidak heran mengapa standar haute couture sangat sulit ditembus. Syarat yang kompetitif, kritikus fesyen yang bermata tajam dan ekstra perfeksionis, hingga penikmat fesyen yang berselera sangat tinggi menjadi hal-hal yang harus ditaklukkan seorang couturier handal.

Selama lebih dari 140 tahun, Paris menjadi kota impian para desainer yang ingin mempresentasikan karya-karyanya ke hadapan audiens yang sangat fashion forward dan tahu seperti apa cita rasa fesyen kelas jetset.

Jika Anda pernah menonton The Devil Wears Prada, salah satu kutipan menyebut fashion week di Paris adalah yang terpenting bagi industri fesyen. Dalam setahun, Paris menghelat peragaan adibusana tingkat dunia sebanyak dua kali; musim semi/panas dan gugur/dingin.

Peragaan adibusana Haute Couture Weekitu hanya menampilkan karya-karya dari desainer yang diakui layak menjadi seorang couturier. Dan, tahun ini, untuk pertama kalinya perancang mode dari Indonesia akan mempresentasikan karyanya di ajang tersebut.

Sebastian Gunawan telah didapuk oleh Asian Couture Federation (ACF) dan Kedutaan Prancis di Indonesia untuk memamerkan koleksi adibusanamusim gugur/dingin 2016 serta kolaborasi khusus dengan COUTURiSSIMO di Haute Couture Week 2016 pada 3 Juli.

Desainer yang akrab disapa Seba itu adalah satu-satunya perancang dari Indonesia yang menyandang gelar resmi couturier extraordinaire dari ACF. Langkahnya ke Haute Couture Weeksekaligus membuka rekor baru bagi para couturier Asia untuk menembus standar Paris.

Selama hampir dua abad, belum ada satupun perancang dari Asia yang berhasil diterima sebagai couturier resmi Paris. Baru tahun lalu, desainer Guo Pei dari China memecahkan rekor saat dirinya diterima di Chambre Syndicale de la Haute Couture.

DUKUNGAN PEMERINTAH

Langkah emas Seba untuk melenggang ke pekan fesyen couture Paris mendapat dukungan dari Pemerintah Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Triawan Munaf.

Menurutnya, pemilik label Sebastian Sposa dan Sebastian RED itu bisa menjadi duta budaya bagi Indonesia di dunia fesyen. Terutama, karena Nusantara kaya akan motif dan teknik pembuatan tekstil.

“Sebastian Gunawan sudah dikenal sebagai perancang adibusana terkemuka di Indonesia dan dunia. Sungguh menggembirakan, berkat dukungan Kedutaan Prancis dan ACF, karyanya yang luar biasa bisa dipamerkan di Paris dalamHaute Couture Week,” tuturnya.

Sementara itu, Founding President ACF Frank Cintamani berpendapat melenggangnya Seba ke lintasan runwaypekan adibusana Paris juga merupakan upaya diplomatis untuk mempererat hubungan Indonesia dan Prancis.

“ACF berdedikasi mempromosikan desainer adibusana terbaik Asia kepada khalayak dunia. Sebastian adalah desainer adibusana terbaik Indonesia yang dikenal sebagai Asian Couturier Extraordinaire. Saya senang sekali Sebastian akan mempersembahkan koleksinya di Paris.”

Lantas, pertanyaan besarnya, seperti apa koleksi adibusana yang akan dibawa suami Cristina Panarese tersebut ke Paris? Seperti apa karya yang akan membawa nama Indonesia ke hadapan wajah-wajah pecinta fesyen kelas dunia?

Seba memberi sedikit bocoran bahwa koleksi musim gugur/dingin 2016-nya terinspirasi dari Cloisonnism atau gaya lukisan pascaimpresionis yang berkesan kuat tapi tak menonjol dan terpisah oleh kontur gelap, sebagaimana digambarkan Edouard Dujardin pada Maret 1888.

Sesuai karakter khasnya, Seba menggunakan rancangan yang mengombinasikan beragam kelir dengan aksen feminin. Terdapat total 20 busana yang akan dibawanya terbang ke Paris pada awal Juli.

“Saya sangat bangga dapat mempersembahkan koleksi adibusana musim gugur/dingin 2016 di Paris pada Juli. Haute Couture Week merupakan momen puncak yang diimpikan oleh banyak desainer adibusana, dan saya merasa terhormat karena diberi kesempatan untuk unjuk karya di kota yang menjadi kiblat adibusana ini,” tutur pria berkacamata itu.

Selain itu, Seba akan membawa koleksinya yang lebih low profile dan wearable dengan menggandeng COUTURiSSIMO. Untuk set ini, dia bekerja sama dengan istrinya Cristina dan lebih banyak bermain dengan perpaduan aksen feminin dan maskulin.

Koleksi pakaian siap pakai itu akan dipamerkan dengan menonjolkan detail renda yang romantis, bordir, aplikasi, unsur vintage, serta ornamen Oriental. Set-set busananya juga akan didominasi warna kalsik, seperti hitam, putih, abu-abu, merah, biru, pink, dan emas.

“Peluncuran COUTURiSSIMO merupakan langkah penting dalam menuntun couturier Asia menuju kancah global. Kami senang Seba berkolaborasi dengan kami untuk menciptakan koleksi adibusana dengan harga terjangkau,” tutur Vice President ACF Emily Hwang.

Mudah-mudahan, langkah untuk menjadi seperti Seba dapat menginspirasi banyak desainer pendatang baru di Indonesia, maupun desainer senior yang ingin menggapai mimpinya sebagai couturieryang diakui.

Siapa tahu, kelak Indonesia dapat menjadi simpul baru kiblat fesyen dunia yang memiliki standar sama uniknya dengan Paris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro