Baju daur ulang dari plastik bekas
Fashion

Kala Botol Plastik Disulap jadi Baju dan Sepatu

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 24 Juni 2025 - 22:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Mengacu pada data Kementerian Lingkungan Hidup, timbulan sampah Indonesia telah mencapai 56,6 juta ton pada tahun 2023, dengan capaian pengelolaan baru mencapai 39,01% atau 22,09 juta ton.

Sisanya, sebesar 60,99% atau 34,54 juta ton sampah masih perlu pengelolaan yang lebih baik.

Berdasarkan data dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) menunjukkan bahwa plastik jenis PET (biasa digunakan untuk botol minuman) memiliki tingkat daur ulang yang lebih tinggi dibandingkan jenis plastik lainnya.

Studi SWI dan Indonesian Plastic Recyclers (IPR) yang berlangsung sepanjang Juli hingga Desember tahun 2024 dan diluncurkan pada April 2025 melalui Recycling Rate Index (RRI), menyebutkan bahwa tingkat daur ulang botol PET bisa mencapai 71%.

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) 2025 dengan tema "Hentikan Polusi Plastik", Le Minerale turut berpartisipasi aktif dalam Pameran Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang berlangsung di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC).

Dalam pameran itu, Le Minerale menampilkan produk inovatif hasil daur ulang plastik rPET (recycled PET) berupa baju dan sepatu dengan brand lokal Kivee dan Pijak Bumi.

Le Minerale berkolaborasi bersama dua merek fashion lokal, Pijak Bumi dan Kivee, untuk meluncurkan koleksi produk fashion dengan bahan botol plastik bekas Le Minerale.

Produk-produk ini membawa pesan kuat bahwa barang hasil daur ulang tetap dapat memberikan kenyamanan dan kualitas yang tidak kalah dengan produk konvensional.

Recycle kemasan plastik PET itu dibuat di pabrik daur ulang plastik berstandar food grade yang dibangun di Jawa Timur, yaitu PT Bumi Indus Padma Jaya.

"Botol PET jika terpilah dengan benar dapat didaur ulang menjadi berbagai produk bermanfaat. Sehingga tidak akan berakhir menjadi sampah yang mencemari lingkungan," jelas Tania Ariningtyas selaku Sustainability Manager Le Minerale.

"Kami berkomitmen menerapkan pendekatan circular economy dalam setiap aspek bisnis. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga pengelolaan kemasan paska konsumsi plastik PET," pungkas Tania.

Dia mengatakan Le Minerale terus mengembangkan program edukasi kreatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah plastik.

Kolaborasi ini bukan hanya tentang fashion, tapi juga sebuah pernyataan sikap. Melalui program bersama ini, Le Minerale ingin mengajak masyarakat untuk melihat bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil, seperti memilah sampah, sehingga sampah plastik yang bernilai bisa dikelola dan didaur ulang.

“Selama ini banyak orang belum tahu bahwa botol dan galon plastik tidak menjadi sampah bila dikelola dengan baik serta bisa punya ‘kehidupan kedua’ yang bermakna dan fungsional atau bisa #JadiBaruLagi sebagai produk fashion yang stylish dan bisa dipakai sehari-hari. Kami ingin menunjukkan bahwa bagaimana plastik PET bernilai tinggi dan banyak diminati salah satunya adalah industri fashion yang biasanya menggunakan bahan polyester yang notabene nya berasal dari rPET,” buka Irene Atmadja, Sustainability Manager - Le Minerale.

Le Minerale berharap, dengan adanya kolaborasi ini bisa mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap siklus hidup produk yang mereka konsumsi.

Kolaborasi antara Le Minerale dan Kivee dirilis secara eksklusif dan terbatas. Dibuat dari satu jenis kain yaitu campuran Tencel dan PET Daur Ulang. Koleksi pertama terdiri dari kemeja lengan pendek, kemeja lengan panjang, dan celana pendek.

“Saat ini fashion tentunya tidak hanya soal gaya, tapi juga soal nilai dan dampaknya dimana selain menggunakan kain daur ulang bahan rPET juga merangkul para pengrajin wanita di Sumba untuk motif sulamannya. Produk-produk hasil kolaborasi ini adalah bukti bahwa kita bisa tetap keren sambil peduli lingkungan,” jelas Helen Bellina, Chief Of Operations - Kivee dilansir dari laman resmi Le Minerale.

Holy Veronica, Creative Director Kivee juga menambahkan, “Sebenarnya Kivee sudah lama memiliki keinginan besar untuk meluncurkan koleksi daur ulang. Dengan kolaborasi yang dilakukan bersama Le Minerale akhirnya impian ini bisa tercapai.”

Di sisi lain, gambaran proses daur ulang botol PET, juga ditampilkan di sepatu kets dari Pijak Bumi. Desain ini menampilkan kain PET daur ulang 100% di bagian luar sepatu.

“Kami senang sekali bisa berkolaborasi dengan Le Minerale yang memang memiliki visi yang sejalan untuk terus peduli pada bumi. Semoga melalui kolaborasi ini, masyarakat semakin aware bahwa bahan daur ulang bisa diubah menjadi produk kreatif yang nyaman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Vania Audrey, Co-Founder - Pijak Bumi.

Menteri Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq,  menekankan bahwa tidak ada pihak yang bisa bekerja sendiri dalam mengatasi permasalahan polusi plastik ini. Kolaborasi komprehensif dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci utama.

Menteri Lingkungan Hidup mengharapkan kerjasama nasional dapat dicapai dalam Expo dan Forum Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 untuk menangani ancaman polusi plastik dengan tindakan lintas sektor.

Pameran HLH 2025 yang dihadiri 130 booth dari berbagai sektor ini menjadi platform strategis untuk mempertemukan solusi inovatif dengan kebutuhan nyata masyarakat dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup Indonesia.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro