Koleksi busana rancangan Carmanita di Jakarta Fashion & Food Festival 2015./JIBI-Duwi Setiya Ariyanti
Fashion

Refleksi Perjalanan Indonesia dalam Koleksi Busana Alumni ESMOD

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 28 Mei 2016 - 23:34
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Karya-karya busana apik bertemakan budaya Nusantara semakin menjamur di belantika mode Tanah Air. Semakin banyak perancang muda yang mendedikasikan koleksinya untuk mengangkat citra Indonesia dalam dunia fesyen internasional.

Hal itu dilakukan pula oleh lima jebolan ESMOD dalam koleksi mereka yang bertajuk Indonesian Journey. Koleksi tersebut dipamerkan di sela-sela Jakarta Fashion & Food Festival [JFFF] 2016, yang mengangkat tema Transforming Indonesia into Global Taste.

Selaras dengan temanya, lima desainer ESMOD tersebut berangkat dari visi untuk mengangkat citra, harkat, dan martabat Indonesia melalui industri berbasis budaya. Salah satunya adalah dengan karya fesyen yang terinspirasi dari unsur kekayaan alam Nusantara.

Desainer pertama adalah Hastarienda yang memamerkan set busana yang bertema Summer Kiss. Karya-karyanya terilhami flora yang bermekaran pada musim semi, serta corak burung merak dan cendrawasih.

“[Saya] Menciptakan sebuah volume baru dari bunga sekaligus bentuk dan warna baru dari bunga tersebut, termasuk garis tegas dan cantik yang membentuk setiap sisi kelopak bunga,” jelas Hastarienda tentang koleksinya.

Untuk karyanya, dia memilih palet yang didominasi warna putih. Adapun, busana-busana yang dipamerkan dipenuhi detailcutting dan aksen volume untuk merefleksikan sekuntum bunga yang baru mekar. 

Selain putih, dia bermain dengan kelir pastel seperti ungu muda, peachturquoise, biru, dan baby pink. Dari segi pemilihan material, dia menggunakan bahan-bahan yang lebih kaku seperti duchessorganza, serta satin silk.

Perancang kedua adalah Suryanto Yoko dengan koleksinya yang bertajuk Mystical Enchanted. Koleksi ini merefleksikan perempuan anggun yang selalu tampak cantik berselimutkan keglamoran dan popularitas.

“Di balik kesempurnaan itu, rupanya terdapat sesuatu yang gelap dan mistis yang hidup di dalam jiwa perempuan itu. Nah, koleksi saya memperlihatkan kedua sisi perempuan tersebut, yang begitu anggun dan glamor, tapi terdapat kegelapan yang mengagumkan,” jelasnya.

Suryanto lebih banyak menggunakan material jacquard, satin, dan kain khusus embos untuk koleksinya. Dia juga mengombinasikannya dengan tile brocade dan potongan bergaya couture.

Ketiga adalah Mayang Idbariza dengan karyanya yang bertema Particular Shore. Sesuai namanya, koleksi tersebut terinspirasi dari karakter pantai yang banyak disukai oleh penikmat leisure.

“Namun, di balik sifatnya yang indah, ombah memilik sifat yang kuat dan bisa menghancurkan segala sesuatu tanpa diduga-duga, kapanpun mereka mau. Hal itu menginspirasi saya untuk membuat koleksi dengan detail unik dan sentuhan modern.”

Menurut Mayang, koleksinya ditujukan bagi perempuan yang ingin memperlihatkan kecantikan alami dan kepribadian kuat di dalam dirinya. Untuk material, dia menggunakan poly silk fabric dengan sentuhan teknik printing.

Perancang keempat adalah Monalisa Lambang yang memamerkan koleksi Memories. Karyanya terinspirasi kota kelahiran yang menyimpan sejuta kenangan masa kecil bagi masing-masing orang.

Memories yang saya maksud adalah kenangan tentang kota kelahiran saya, yaitu Jember. Beberapa potongan kenangan masa kecil saya ketika tinggal di sana, saya aplikasikan ke dalam detail-detail dan volume gaun yang saya rancang,” paparnya.

Untuk memperkental nuansa Jember dalam koleksinya, dia menggunakan Monalisa memakai Batik Jember dengan motif khas daun tembakau. Adapun, palet warna yang dipilihnya didominasi unsur gelap seperti hitam, abu-abu, cokelat tua, merah marun, dan kuning emas.

Dari segi potongan, dia membaginya ke dalam beberapa look, mulai dari mini dress, jumpsuit, dan long dress. Dia pun memadukan penggunaan kain batik tradisional dengan material duchesstullecantilly, dan lace.

Desainer kelima dan terakhir adalah Siti Mahmudah dengan koleksinya, Inflorescence. Dalam bahasa Inggris, tema tersebut berari ‘satu kesatuan utuh dari sekuntum bunga’. Secara khusus, Siti mengambil inspirasi dari kecantikan bunga melati.

“Keindahan melati ini diperlihatkan dari warna koleksi dan motif-motif yang dibubuhkan pada setiap busana. Permainan motif bunga-bunga yang merambat diaplikasikan melalui teknik bordir, beading, dan 3D,” jelasnya.

Untuk menambah kesan modern dalam rancangannya, Siti mengaplikasikan potongan geometris dengan material kulit. Adapun, penggunaan motif bunga yang terkesan ‘berkumpul’ membuat kesan natural pada koleksinya semakin terpancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro