Dian Sastrowardoyo dan Nicolas Saputra dalam acara gala premiere film Ada Apa Dengan Cinta 2/Antara-Andreas Fitri Atmoko
Entertainment

Selain Tema, Ini Kunci Sukses Sebuah Film Menurut Ade Armando

Azizah Nur Alfi
Minggu, 5 Juni 2016 - 09:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu keberhasilan sebuah film dapat terlihat dari perolehan angka penonton. Variasi tema diyakini menjadi magnet bagi penonton untuk tertarik menyaksikan film tersebut. Namun, tema bukan satu-satunya kunci utama suksesnya sebuah film. 

Riset yang pernah dilakukan Saiful Munjani Research & Consulting (SMRC) pada Oktober 2015 terhadap 505 mahasiswa di 3 perguruan tinggi di Jakarta, menunjukkan tema cerita dan genre film sangat menentukan motivasi penonton pergi bioskop. Selanjutnya, diikuti pilihan pemain dan trailer film.

Peneliti sekaligus pengamat film Ade Armando menuturkan tema populer masih disukai penonton film nasional seperti, komedi dan percintaan. Namun, tema bukan kunci utama suksesnya sebuah film. Menurutnya, hal ini harus seiring dengan pola pemasaran yang masif.

Kekuatan AADC 2 tidak saja terletak pada nostalgia masa SMA. Lebih dari itu, mereka sukses mengemas pemasaran melalui berbagai jalur seiring dengan proses produksi. Hal ini terlihat dari euforia AADC 2 menciptakan tagline baru sebuah produk air mineral, tren fesyen, hingga tren wisata kuliner di Yogyakarta.

“Ketika produksi yang dipikirkan tidak hanya produk, tetapi juga bagaimana dikemas, dipasarkan bekerja sama dengan berbagai sponsor.  Begitu pula My Stupid Boss, promosinya bagus,” tutur dosen Komunikasi Universitas Indonesia itu.

Dia mengatakan karakter penonton film bioskop didominasi anak muda (18 tahun -30 tahun), tinggal di kota besar, dan memiliki pendapatan yang siap dibelanjakan. Setelah itu, diikuti dengan penonton keluarga. Tren ini berbeda dengan era 1980an, dimana bioskop menjadi tontonan rakyat. Memasuki era 1990an, industri film nasional malah terpuruk. Berselang cukup lama, era 2000an kebangkitan industri film nasional ditandai dengan Ada Apa Dengan Cinta? Seiring dengan kebangkitan perfilman nasional, tontonan bioskop bersifat lebih elitis. Persebaran bioskop mulai berubah. Bioskop terkonsentrasi di pusat perbelanjaan dan kota besar. Harga tiket tidak lagi terjangkau.

“Kekuatan pemasaran dan tema yang menarik tetap mampu menarik penonton lebih besar,” imbuhnya.
 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro