Petugas Selidiki Pengaruh Penyakit Kejiwaan Terhadap Tindakan Terorisme
Petugas dari Amerika juga menyebutkan bahwa mereka sedang menyelidiki pengaruh penyakit kejiwaan yang mungkin berperan dalam serangan di Baton Rouge dan Dallas. Dalam kedua kasus tersebut pelaku menunjukkan tanda-tanda penyakit mental yang jelas dan pandangan yang ekstrim sebelum mereka mengamuk.
Pengacara yang mewakili pelaku penembakan di Dallas, Micah Xavier Johnson, mengatakan bahwa Johnson pernah dituduh melakukan kekerasan seksual oleh tentara perempuan. Sementara itu, korban Johnson mengatakan dia harus mendapatkan bantuan kesehatan mental.
Penembakan terhadap polisi di Dallas yang terjadi setelah penembakan pria kulit hitam oleh petugas polisi di Minnesota dan Lousiana menjadi contoh. Tersangka Dallas mengatakan kepada polisi bahwa dia memang bertujuan membunuh polisi kulit putih untuk membalas dendam atas kematian warga kulit hitam yang ditembak oleh para petugas.
Seorang tentara yang bekerja di Afganistan bersama Johnson mengatakan bahwa penyerang di Dallas lebih mencermikan penyakit ketimbang ideologi.
“Ini bukanlah tindakan rasisme. Ini adalah penyakit kejiwaan” kata Heather Brooks di Facebook seperti dikutip Dallas Morning News
Sebelum kejadian mematikan di Munich, Nice, Baton Rouge, Dallas dan Orlando, pihak kepolisian mengatakan agen mata-mata AS dan Eropa Kewalahan mencoba mengidentifikasi dan melacak militan yang menerima pelatihan langsung dari kelompok militant, khususnya ISIS.