Yovie Widianto/Antara
Fashion

TAX AMNESTY: Sosialisasi Pun Menyasar Ke Kalangan Artis

Wike Dita Herlinda
Minggu, 4 September 2016 - 04:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pajak. Mendengar kata itu saja, mayoritas warga awam Indonesia langsung keder serta membayangkan hal-hal menakutkan dan serba rumit; mulai dari penghitungannya, proses pembayaran dan pelaporannya, hingga sanksinya.

Diakui atau tidak, pajak masih terdengar seram bagi banyak kalangan. Skeptisme soal pajak tidak luput dialami oleh para selebritas Tanah Air. Rupanya, tidak sedikit dari mereka yang punya presepsi negatif dan pengalaman buruk terkait pajak.

Usut punya usut, ternyata kebanyakan artis mengaku ketakutan dengan pajak karena tidak memiliki informasi akurat tentang tata cara perpajakan. Kebutaan mereka tentang pajak tak jarang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Akibat pengetahuan yang minim soal pajak, banyak pesohor yang terjerat pelanggaran perpajakan; mulai dari kasus penggelapan pajak, penundaan pembayaran pajak, hingga pemaksaan pembayaran pajak.

Para selebritas pun banyak dikambinghitamkan sebagai salah satu kalangan yang paling jamak mengemplang pajak. Tidak sedikit dari mereka yang juga dituding menjalankan ‘bisnis gelap’ yang luput dari audit pajak.

Beruntung bagi mereka, tahun ini pemerintah menyemai kebijakan tax amnesty (TA) atau pengampunan pajak. TA menjadi isu hangat yang dibicarkan masyarakat, terutama oleh para pelaku industri hiburan.

Nah, agar para artis tidak lagi terjerembab ke dalam kasus perpajakan yang menyulitkan mereka, Ditjen Pajak (DJP) melakukan sosialisasi TA melalui kerja sama dengan Ikatan Manajer Artis Indonesia (Imarindo) pada akhir Agustus.

Ketua Umum Imarindo Nanda Persada mengakui dengan jujur  para pelaku industri hiburan banyak yang tidak paham tentang perpajakan. Sehingga, banyak dari mereka yang terbelit tagihan pajak bernilai fantastis dengan rentang waktu singkat.

“[Rasanya] Bagaikan dikejar-kejar debt collector untuk membayar pajak yang tertunda. Padahal, pekerjaan yang dilakukan seringkali sudah selesai bertahun-tahun yang lalu, tapi penagihannya baru sekarang. Hal ini menjadi concern kami,” jelasnya.

DJP menggandeng lebih dari 200 manajer artis dan 600 selebritas dunia hiburan Tanah Air untuk mengenal lebih jelas tentang pengampunan pajak, prosedurnya, dan apa konsekuensi perpajakan. Lantas, bagaimana hasilnya?

Kakanwil Pajak Jakarta Khusus Muhammad Hanif berterus terang memang ada banyak artis yang masih belum memiliki NPWP. Ada juga sebagian yang sudah punya, tapi tidak pernah melaporkan SPT-nya.

Di sisi lain, tidak sedikit juga selebritas yang menggandeng konsultan pajak untuk menghitung penghasilan kena pajak. Namun, ketika diaudit lebih lanjut, ternyata perolehan mereka sebenarnya jauh lebih besar dan tidak sesuai dengan yang tertera di dalam SPT.

“Banyak artis yang kaget ketika dipanggil. Mereka mengaku tidak tahu telah melakukan pelanggaran. Momentum tax amnesty ini adalah saat yang bagus untuk berbenah. Sebab, kalau mereka masih menyembunyikan harta dikenakan pajak, nanti dendanya bisa 200%.”

Lantas, apa saja pengalaman menarik berbagai selebritas terkait perpajakan? Bagaimana mereka memanfaatkan periode pengampunan pajak untuk menebus ‘dosa-dosa’ perpajakan mereka? Mampukah selebritas Indonesia menjadi golongan wajib pajak yang taat?

ANANG HERMANSYAH:

Salah satu pesohor yang pernah bermasalah pelik dengan pajak adalah musisi Anang Hermansyah, yang kini telah menjadi anggota DPR RI. Anang mengaku dulunya dia buta perpajakan, hingga suatu ketika dirinya terbelit utang pajak miliaran rupiah.

Apakah Anda sudah paham mengenai kebijakan TA?

Iya. Kalau dulu memang saya kurang paham soal pajak, [sehingga dulu] pajak menjadi seperti momok di manapun.

Apa pernah terbelit masalah pajak?

Ketika saya masih menjadi suami KD [Krisdayanti], saya pernah dikejar-kejar [utang] pajak. Setelah bercerai, saya kena lagi. Akun bank saya dibekukan karena masalah [utang] pajak senilai Rp650 juta waktu zaman dengan KD. Tiba-tiba saja saya disuruh bayar.

Saya paham bahwa kami [yang] berprofesi artis harus membayar pajak. Iya, kami mau [bayar].

Lalu apa sebenarnya yang ditakutkan para artis soal pajak?

Ketidakpahaman dan ketidaktahuan mereka soal pajak. Kalau [DJP] membongkar semua [masalah pajak selebritas], nanti orang pajak konotasinya jadi buruk. Inilah yang sedang kami pecahkan dengan dibantu oleh konsultan pajak.

Saya paham bahwa tim pajak dan artis mumpuni akan [memiliki hubungan] bagus jika ada transparansi. Petugas pajak yang baik pasti mau menerima [membantu] kami. Toh, membayar pajak tidak memberatkan.

DJP sudah berjanji tidak akan mempermasalahkan ‘dosa’ pajak artis lagi. Ayo mulai dari nol dan melihat ke depan. Kalau kita sama-sama mendukung tax amnesty, pasti target pendapatan negara senilai seribu triliun akan tercapai.

Menurut Anda, apa yang menjadi penyebab banyaknya kasus perpajakan di kalangan selebritas?

Selama ini banyak manajer artis yang mencari-cari cara bagaimana supaya bisa dekat dengan orang DJP. Sebaliknya, banyak pegawai pajak yang mengaku kesulitan menemui artis, sehingga harus dikejar-kejar terus. Seperti ada miskomunikasi.

Saya bilang [kepada pihak DJP], janganlah seperti itu. Pendapatan artis ini [tidak seberapa]. Toh, negara juga kurang mengurusi sistem artis, sehingga sering kehilangan triliunan rupiah dari industri hiburan.

[Kejadian tersebut] sudah bertahun-tahun. Baru setelah menjadi anggota DPR, saya bisa menutup masalah tersebut. Saat ini, saya sedang merencanakan bagaimana caranya pembajakan bisa selesai.   

Memangnya, apakah artis tidak boleh sukses? Apa kami tidak boleh jadi anggota DPR? Di DPR, mungkin saya tidak lulus sarjana, tapi saya sudah meledakkan banyak album. Saya ingin mulai hari ini [selebritas dan pemerintah] bersinergi bersama-sama.

Jika saja UU No.28 tentang hak cipta bisa berjalan dengan baik, para artis akan tertolong. DJP pun bisa dengan transparan mengetahui berapa penghasilan para selebritas itu yang sebenar-benarnya.

Artis tidak ada yang jadi penjahat kok. Kami juga ingin membangun negara ini dengan baik. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan bahwa kalangan selebritas pun ingin agar tax amnestybisa sukses bersama-sama.

Apa harapan anda soal TA? Bagaimana Anda memanfaatkannya?

Jangan bicara soal berapa nominal [pajak saya]. Kalau dihitung-hitung, semua artis juga punya utang pajak. Kita buka-bukaan saja.

Namun, tax amnesty ini lebih menyangkut soal pembangunan yang kita harapkan bersama. Kita sama-sama ingin negara besar ini disegani di dunia. Kalau kita tidak punya nasionalisme, maka kebijakan pengampunan pajak ini malah akan jadi berbahaya.

Saya mengajak mulai hari ini, hal-hal simpar siur mengenai kebijakan tax amnesty segera diretas. Tujuannya agar semua yang bermasalah dengan pajak bisa diselesaikan hari ini. Namun, saya ingatkan, setelah tax amnesty [selesai], jangan main-main lagi dengan pajak.

TINA TOON

Dihubungi terpisah, penyanyi Tina Toon mengaku gembira dengan kebijakan tax amnesty dari pemerintah. Bagi mantan penyanyi cilik tersebut, periode pengampunan pajak adalah saat yang tepat untuk lebih memahami soal perpajakan agar tidak lagi dicap menakutkan.

Bagaimana pandangan Anda soal TA? Apakah sudah memahaminya?

Sekarang sudah. Sebenarnya ini hanya masalah sosialisasinya saja. Selama ini banyak selebritas yang tidak paham tentang pajak sehingga tidak peka tentang adanya kebijakan TA ini. Dulu banyak orang yang tidak mengerti.

Di kalangan selebritas sendiri, bukannya kami tidak mau lapor, tapi memang karena tidak mengerti. Banyak orang yang ditakut-takuti atas nama pajak, karena memang pada dasarnya mereka kurang sosialisasi saja. Kurang paham.

Padahal, negara ini hanya mau supaya kita semua patuh dan benar pelaporan pajaknya. Jadi, dengan adanya pengampunan pajak ini, negara memberi waktu bagi wajib pajak untuk memperbaiki diri. Ini adalah itikad baik dari negara dan rakyat, menurut saya.

Selain karena tidak paham dan kurang sosialisasi, apa penyebab banyaknya selebritas yang melakukan pelanggaran pajak?

Sebenarnya pajak untuk selebritas itu sudah final ya. Dalam arti, perhitungan pajaknya sudah dipotong otomatis oleh manajemen ketika kami mendapatkanjob. Namun, ternyata seringkali kami masih dianggap tidak bayar oleh Ditjen Pajak.

Rupanya selama ini ada yang salah. Ternyata banyak artis yang tidak melaporkan SPT-nya, padahal dia sudah bayar pajak. Saya sendiri juga baru memahami soal itu, karena sebelumnya sosialisasinya masih kurang.

Di samping itu, dulu kalau bertanya ke pegawai pajak tentang cara membayar, cara melapor, dan sebagainya, mereka justru tidak membantu karena banyak tidak tahu. Sekarang sudah tidak lagi.

Baru-baru ini saya ke KPP [Kantor Pelayanan Pajak], dan mereka sudah jauh lebih baik melayaninya. Mereka lebih mengerti dan kami diberi pengarahan yang sangat baik, sehingga kami pun menjadi lebih paham.

Selama ini, apakah Anda sudah menjadi WP yang patuh? Atau pernah terbelit masalah perpajakan?

Saya selalu melaporkan SPT, tapi terus terang memang masih ada yang salah-salah, sehingga sering dikira tidak bayar pajak. Seringkali perhitungan pajaknya juga keliru, kadang kekurangan, kadang kelebihan.

Parahnya, kalau perhitungannya kelebihan dan bayar pajaknya kelebihan, pihak DJP-nya ‘diam-diam saja’ dan tidak memberi tahu. Namun, kalau bayar pajaknya kurang, kami dikejar-kejar terus.

Dulu pernah sih terbelit masalah pajak yang cukup pelik. Tapi, ya sudahlah. Itu dulu, sudah berlalu. Makanya, sekarang ini mumpung sedang tax amnesty, saya mau manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Ada tips untuk sesama pesohor yang masih awam dengan pajak? Bagaimana memilih konsultan pajak yang baik?

Kalau mau paham dan tidak parno lagi dengan pajak, ya belajar. Pakai konsultan pajak bila diperlukan.

Nah, supaya tidak dipermainkan konsultan, kitanya sendiri harus paham tentang pajak. Kita harus tahu berapa persen pendapatan yang terkena pajak. Kalau kurang paham, ya harus mencari tahu dengan baik.

Kita juga harus pintar-pintar memilih konsultan yang baik, supaya kita bisa fokus pada pekerjaan saja. Dulu keluarga saya pernah ada kasus dengan konsultan pajak, tapi itu disebabkan karena kami kurang mengerti perpajakan.

Pada intinya, kita harus banyak belajar. Indonesia ini sedang dalam proses revolusi menjadi lebih baik. Hal-hal yang kacau balau harus dibereskan. Saya mendukung saja, yang penting rakyat juga diuntungkan. Jangan sampai hasil pajak malah dikorupsi.

BEN KASYAFANI:

Tidak mau kalah, mantan VJ MTV Ben Kasyafani mengaku antusias memanfaatkan periode pengampunan pajak. Apalagi, mantan suami Marshanda itu mengungkapkan selama ini masih banyak lubang dalam tingkat kepatuhannya sebagai wajib pajak.

Bagaimana kepatuhan perpajakan Anda selama ini?

Ya, pastinya saya punya NPWP dan bayar pajak. Namun, [terus terang] terkadang masih ada kekurangan.  

Kalau begitu, apakah Anda akan memanfaatkan momentum TA ini?

Iya. Menurut saya, ini program bagus dan niat baik dari pemerintah, jadi kami para artispun terdorong untuk menumbuhkan niat memperbaiki kewajiban sebagai warga negara.

Terus terang, untuk profesi artis, tata cara perpajakannya pasti ada sedikit perbedaan. Selama ini, saya tidak tersosialisasi dengan baik.

Setelah DJP memberikan pemahaman kepada kalangan artis, saya sih senang karena bisa bertanya langsung. Sebab, selama ini sering ada kesalahan informasi. Jadi, minimal saya usaha untuk mencari tahu [tata cara] perpajakan yang benar.

Menurut Anda, apakah TA akan membuat lebih banyak selebritas taat pajak?

Saya tidak mau menilai. Kita akan tahu kalau ada usaha. Menurut saya sih, sebagai profesi yang dekat dengan media sosial, seharusnya mereka tahu tentang tax amnesty. Kalau masih belum tahu juga, berarti yang kurang mencari tahunya.

Semestinya, ini adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan kesadaran kita, supaya dikemudian hari lebih rajin membayar dan melaporkan pajak.

YOVIE WIDIANTO:

Di tempat lain, musisi Yovie Widianto berpendapat tax amnesty adalah peluang emas yang diberikan oleh pemerintah. Personel band Kahitna itu berharap agar para selebritas tidak memandang pajak sebagai beban, tetapi sebagai bentuk kontribusi pada negara.

Bagaimana Anda menyikapi TA ini? Apa pandangan Anda?

Menurut saya, kita jangan memikirkan apa yang dilakukan negara, tapi apa yang bisa lakukan untuk negara. Namun, tetap harus diingat bahwa masyarakat selain punya kewajiban juga punya hak.

Saya rasa sebelumnya tax amnesty juga sudah pernah diberlakukan. Zaman [Menteri Keuangan era Soeharto] Ali Wardhana pada 1984 sudah pernah dilakukan, tapi kurang sukses. Pada 2008, zaman Boediono sempat membuat sunset policy, hasilnya agak lumayan.

Apakah Anda akan memanfaatkan dengan baik periode TA ini?

Tentunya. Sebab, tidak ada [selebritas] yang berniat tidak membayar pajak. Hanya saja mereka tidak tahu seperti apa mekanismenya. Ketika tax amnestymenjadi isu populer, banyak pihak yang mengira bahwa artis itu uangnya banyak.

Apa ekspektasi Anda dengan adanya kebijakan TA?

Di Amerika Serikat ada sistem SNS [social security number], yang memastikan hak wajib pajak terpenuhi. Kalau dia selebritas dan mengurus orang tua atau menyekolahkan anak, dia akan mendapatkan insentif per tahun dari pemerintahnya.

Jadi, [belajar dari AS] sebaiknya selain menuntut kewajiban, pemerintah harus menyosialisasikan hak wajib pajak dan kemana uang pajak tersebut akan dialirkan. ‘Ini loh, kalau kalian bayar pajak sekian akan mendapatkan ini, ini, dan ini.’

Kalau sekadar memberitahu bahwa uang pajak digunakan untuk fasilitas umum, itu sudah pastilah. Namun, yang harus diperhatikan adalah pendekatan [yang lebih komprehensif] tentang hak wajib pajak. Saya yakin, [dengan demikian] artis-artis akan mau bayar pajak.

Saya yakin sebenarnya teman-teman artis itu mau bayar pajak. Saya tahu target penerimaan pemerintah besar. Namun, apakah itu akan tercapai hanya dari pembayaran pajak dari para artis ini?

Artis itu tidak mendapat uang pensiun. Lalu harus bayar pajak. Saya yakin, kalau ada artis kaya raya, mereka mendapatkannya dengan halal, yaitu karena mereka memang mampu berkarya, punya nilai, terkenal, berhasil, rating tinggi, dan penghasilannya jelas.

Saya yakin, setelah ini teman-teman selebritas memiliki tekad yang sama untuk menjadi wajib pajak yang patuh. Saya mendukung program tax amnesty. Apalagi, artis diberi kesempatan untuk mulai dari titik nol dalam menebus kesalahan pajaknya.

Kami akan mengikuti dengan sebaik-baiknya, dan kami akan mendukung penuh. Tapi, yang jelas, saya minta tolong agar rekan-rekan artis dibantu oleh pihak DJP, sebab banyak dari teman-teman artis yang ketakutan [paranoid] soal perpajakan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro