Bisnis.com, JAKARTA-Setiap orang tentu memiliki hobi. Aktivitas kesukaan ini memang bermacam-macam dan tidak seragam. Selama masih dalam taraf positif tentu tidak menjadi masalah. Jika dilakukan dengan benar, tidak sedikit hobi yang bermanfaat menambah semangat atau bahkan mendatangkan pemasukan.
Namun, bagaimana jika hobi tersebut menguras kantong dalam-dalam? Kegemaran akan Otomotif, travelling ke luar negeri, atau mengoleksi barang-barang antik misalnya tentu memerlukan dana yang tidak sedikit. Jika masih berstatus single mungkin tidak akan terlalu membawa masalah. Namun, jika sudah berkeluarga, bukan tidak mungkin hobi semacam ini akan menimbulkan prahara rumah tangga.
Lantas bagaimana menyiasati hobi-hobi mahal tersebut? Jika sudah membangun rumah tangga, keterbukaan menjadi hal yang sangat penting. Agar tidak menimbulkan percecokan di kemudian hari, hobi-hobi mahal tersebut sebaiknya dikomunikasikan dengan pasangan. Selain untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, keterbukaan juga penting untuk menyusun perencanaan keuangan keluarga.
Menurut perencana keuangan Pandji Harsanto, membiayai hobi mahal memang harus direncanakan dengan matang. Dia bahkan menyarankan untuk membuat rekening khusus hobi tersebut. Anggarannya bisa disisihkan 5%-10% dari penghasulan bulanan atau tahunan. “Jadi ketika menggunakan rekening itu, kita bisa menikmatihobi tanpa ada perasaan bersalah karena toh memang sudah dianggarkan sebelumnya,” ujarnya.
Pandji menuturkan jika sejak awal memang sudah disiplin menyisihkan sebagian dana untuk hobi seharusnya tidak menjadi persoalan di kemudian hari. Pemisahan antara kebutuhan keluarga dan hobi ini sebaiknya dilakukan pada awal bulan ketika menerima gaji atau penghasilan. Hal ini agar pos pengeluaran lainnya seperti kebutuhan dana sehari-hari, investasi, atau dana darurat bisa langsung dianggarkan.
Masalahnya, banyak orang yang tidak disiplin dengan pos anggaran yang sudah ditetapkan. Tidak sedikit para penghobi yang tidak pikir panjang menggunakan sembarang uang yang tersedia di rekening. Pandji menuturkan, ini merupakan kebiasaan buruk yang harus dihilangkan. “Selama uang dipake seenaknya, dipastikan sulit punya tabungan,” tambahnya.
Salah satu pos pengeluaran yang seringkali dipergunakan adalah dana darurat. Padahal, dana darurat ini seharusnya dipergunakan hanya untuk keperluan darurat seperti biaya rumah sakit atau bencana. Pandji menjelaskan dana darurat berfungsi agar roda keuangan tetap berjalan meskipun mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Menggunakan dana darurat untuk membiayai hobi merupakan kebiasaan yang akan berdampak buruk bagi keuangan keluarga.
Selain menyisihkan dari gaji, membiayai hobi juga bisa menggunakan bonus tahunan. Namun, prinsipnya sama seperti gaji. Sebelum disisihkan sebaiknya dihitung dengan rinci apa saja peruntukkan bonus tahunan tersebut.
Menjalani hobi mahal juga harus belajar bersabar. Demi membeli sepeda gunung mahal misalnya, diperlukan kesabaran tingkat tinggi untuk mengumpulkan uang. Jika menginginkan barang tersebut dalam waktu cepat sebenarnya bisa memanfaatkan fasilitas cicilan 0% yang banyak dipromosikan oleh penerbit kartu kredit. Namun, tentu juga harus bijak dan menghitung seberapa besar cicilan tersebut dan menyesuaikannya dengan penghasilan bulanan.
Jika mau berdisiplin mengatur keuangan, rasanya hobi-hobi mahal tersebut akan sepadan dengan manfaat yang dirasakan.