Acara pernikahan/boldsky.com
Relationship

Riset Buktikan Pernikahan Orang yang Matrealistis Kurang Bahagia

JIBI
Selasa, 27 September 2016 - 13:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sifat materialistis ternyata tidak baik bagi kehidupan cinta.

Begitulah hasil sebuah riset yang menemukan bahwa pernikahan orang yang materialistis kurang bahagia ketimbang pasangan yang tak terlalu mementingkan harta benda.

"Efeknya berlaku pada semua tingkatan penghasilan," kata Jason Carroll, peneliti studi yang juga dosen kehidupan keluarga di Brigham Young University di Utah, Amerika Serikat.

Carroll mengatakan, pernikahan yang paling tidak memuaskan adalah ketika suami-istri sangat mempedulikan materi.

"Kami berpikir bahwa pola yang tidak sepahamlah yang bakal paling bermasalah, ketika salah satunya adalah orang yang gemar menghamburkan uang, sedangkan yang lain suka menabung," kata Carroll.

"Studi kami menemukan bahwa pasangan yang dua-duanya memiliki sifat materialisme tingkat tinggilah yang menghadapi tantangan terbesar."

Sebelumnya, banyak riset mengungkap bukti bahwa materialisme tidak baik bagi siapa pun. Berbagai studi juga menemukan bahwa orang yang materialistis lebih mudah gelisah, mengalami depresi, dan kurang percaya diri ketimbang orang yang bukan tipe materialistis.

Para pemuja uang juga kerap terlibat masalah di rumah karena mereka cenderung tidak seimbang, baik di rumah maupun di kantor.

Carroll dan timnya mempelajari materialisme dan perkawinan karena hanya sedikit peneliti yang memeriksa bagaimana sikap terhadap uang mempengaruhi hubungan pasangan.

"Kami ingin melihat arti hal itu dan nilai yang dibawa orang ke dalam kehidupan keluarga dan pernikahan," ujarnya.

Peneliti mengumpulkan kuesioner online dari 1.734 pasangan menikah. Mereka diminta menjawab pertanyaan tentang tingkat kepuasan hubungan pernikahan, pola konflik, komunikasi, stabilitas perkawinan, dan faktor lain.

Mereka juga diminta menilai frasa "punya uang dan banyak harta tidak penting bagi saya".

Orang yang setuju dikategorikan sebagai non-materialistis, sedangkan yang tidak setuju dikualifikasikan sebagai materialistis.

Dari para pasangan itu, sekitar 14 persen pasangan non-materialistis dan 11 persen terdiri atas istri yang sangat materialistis sedangkan suaminya tidak. Pola itu berbalik 14 persen lainnya.

Sekitar 20 persen terdiri atas pasangan yang keduanya materialistis, sedangkan sisanya masuk kelompok pertengahan yang tidak terlalu materialistis atau mengutamakan uang.

Carroll mengatakan pernikahan yang salah satu pasangannya materialistis jauh lebih buruk di semua aspek ketimbang pernikahan non-materialistis. Pasangan non-materialistis memiliki kehidupan perkawinan 10-15 persen lebih baik pada semua kategori, baik dalam kehidupan perkawinan, stabilitas, maupun tingkat konflik yang lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro