Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas komunitas film yang didominasi pemutaran film, berpotensi menarik penonton baru di industri perfilman Tanah Air. Namun sayang, stereotip terhadap komunitas film mengakibatkan kelompok ini belum banyak digarap.
Editor Cinema Poetica, Adrian Jonathan Pasaribu, mengatakan keberadaan komunitas film yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, dinilai mampu membuka ruang alternatif bagi penonton yang tidak terjangkau bioskop. Adapun, bagi kota yang berbioskop, komunitas film berpotensi menjadi ruang alternatif bagi penayangan kedua untuk film-film yang sudah tidak beredar di bioskop.
Dalam hasil pemetaan komunitas film yang dilakukan Cinema Poetica Research Center, aktivitas pemutaran film dalam suatu komunitas rata-rata dihadiri 10-30 penonton per penayangan film. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan rata-rata penonton bioskop per penayangan film. Meski, jumlah penonton bioskop dapat berbeda ketika film yang diputar memang tengah ngehits.
Begitu pula, dalam aktivitasnya beberapa pemutaran telah menerapkan penayangan berbayar yang besarannya berbeda di setiap kota. "Namun, belum banyak produser yang melirik pasar komunitas film ini," tuturnya.
