Bisnis.com, JAKARTA-Tak dapat disangkal lagi, kehadiran jendela teramat penting bagi sebuah hunian. Dari jendela, kita bisa melihat pemandangan luar, merasakan udara segar yang masuk ke ruangan, hingga menerangi ruang-ruangan dengan cahaya alam. Bukan sebatas itu, keberadaan jendela pun dapat membuat elok tampilan rumah.
Lantaran itulah, maka hukumnya seakan wajib bagi setiap rumah harus berjendela. Entah itu rumah berukuran kecil, sedang, atau besar maupun rumah bergaya klasik hingga modern, jendela itu begitu diperlukan. Bayangkan saja, jika rumah tak ada jendela dapat dipastikan hunian itu tidak nyaman dan pengap. Meskipun begitu, sebaiknya Anda juga tidak asal-asalan meletakkan jendela untuk hunian karena menyangkut aspek kenyamanan dan estetika suatu rumah.
Happy Aldyanto, desainer interior dari D30DESIGNWORKS mengatakan dalam mendesain jendela hunian perlu diperhatikan tujuan pembuatannya. Apakah jendela itu untuk mendapatkan sinar matahari atau sirkulasi udara di dalam rumah?. "Dengan memperhatikan hal tersebut maka desain jendela banyak terpengaruh fungsi atau tujuan yang ingin dicapai," ujarnya.
Dahulu ada semacam aturan tak tertulis bahwa jumlah besaran jendela di suatu rumah tak lebih dari 10% bidang dinding luar. Tetapi belakangan aturan tersebut tidak lagi menjadi patokan karena eluruhnya akan kembali ke tujuan dan kemampuan si pemilik rumah.
"Memang akan terasa mewah jika bukaan jendela besar, tetapi cost-nya akan mahal," tuturnya, Jumat (28/10/2016).
Soal penempatan jendela, biasanya para penghuni rumah lebih suka menempatkan jendela itu di sumbu utara-selatan lantaran bakal mendapatkan sinar matahari pagi secara penuh dan minim cahaya matahari di sore hari. Sehingga, rumah tidak terlalu panas oleh sinar matahari. "Area sumbu utara-selatan juga cocok untuk ditempatkan jendela berukuran besar," ujarnya.
Tetapi di zaman sekarang, penempatan jendela banyak dipengaruhi gaya dan karakteristik pemilik rumah. Umpamanya, minim bukaan jendela di depan rumah. Begitu di bagian belakang menghadap halaman diisi dengan banyak jendela.
Mengingat kini tengah tren rumah bergaya modern minimalis yang berciri minim ornamen serta mudah dirawat, maka desain kosen atau bingkai jendelanya polos rata berprofil kotak. Kemudian material bingkainya disarankan menggunakan alumunium guna menyesuaikan konsep modern minimalis.
"Sedangkan untuk rumah bergaya tradisional akan lebih baik menggunakan jendela dari kayu. Tetapi bukan berarti tidak bisa dibalik [rumah modern menggunakan kayu]," ujarnya.
Walaupun begitu perlu diingat harga kayu relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan alumunium. Sebabnya seringkali penghuni rumah menggunakan material alumunium dengan motif kayu untuk menyiasati hal tersebut. Kebetulan jenis alumunium ini sudah banyak dijumpai di pasaran.
"Tak ada keharusan pula apakah warna bingkai jendela harus kontras dengan dinding karena kembali ke selera pemilik dan desain keseluruhan rumah," ujarnya.
"Ada penghuni yang rumahnya bergaya monokromatik biasanya memilih menggunakan warna jendela yang sama dengan dinding."
Tentang pemilihan kaca jendela, Aldyanto mengungkapkan jika terpaksa meletakkan jendela di sumbu rumah selain utara -selatan kemungkinan besar sinar matahari sore akan masuk lebih banyak. Suhu ruang dapat menjadi lebih panas. Salah satu trik mengatasi hal itu yakni menggunakan kaca gelap atau biasa dilapisi sticker gelap.
"Selebihnya agar semakin mempercantik jendela, penempatan ornamen tambahan pada bingkai jendela atau di sekitarnya menjadi sangat penting," ujarnya.