Kanker paru/medicinenet.com
Health

Kenali Gejala Kanker Paru

Rezza Aji Pratama
Minggu, 27 November 2016 - 11:27
Bagikan

S ebagai penyakit yang berbahaya, kanker sebenarnya bisa dideteksi sejak dini. Dalam beberapa jenis kasus, proses skrining kanker ini bisa dilakukan untuk mengetahui risiko penyakit kanker.

Pada kanker payudara, misalnya, skrining bisa dilakukan dengan metode mamografi. Adapun untuk kanker serviks, metode skrining biasanya dilakukan dengan papsmear. Namun, bagaimana dengan jenis kanker lainnya?

Kanker paru, misalnya, sampai saat ini justru belum memiliki metode khusus untuk proses skrining atau deteksi dini. Padahal, Dokter Spesialis Paru Elisna Syahruddin menjelaskan, organ pernapasan inilah yang justru paling rentan dihinggapi penyakit kanker. Pasalnya, organ inilah yang bertugas membersihkan darah. Lantas bagaimana caranya mengetahui gejala kanker paru? Elisna menjelaskan, deteksi dini biasanya dilakukan pada mereka yang termasuk kelompok berisiko.

“Yang paling rentan adalah laki-laki berusia 40 tahun dengan riwayat perokok atau mantan perokok,” ujarnya dalam diskusi bertajuk Lung Cancer Awareness. Selain pemeriksaan toraks, deteksi dini biasanya juga melibatkan berbagai pertanyaan mengenai gejala-gejala yang muncul.

Adapun gejala kanker paru antara lain batuk berdarah, sesak napas, dan muntah darah. Elisna menuturkan, jika pria berusia 40 tahun dengan riwayat perokok dan mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis setidaknya satu tahun sekali. “Apalagi kalau batuknya tidak sembuhsembuh,” tambahnya.

Jika sudah terlanjur terkena kanker paru, cara pengobatan paling efektif adalah dengan pembedahan. Namun, hal ini seringkali menjadi ketakutan tersendiri bagi pasien maupun pihak keluarga. Elisna pun mengimbau agar masyarakat tidak perlu takut jika harus menjalani pembedahan paru untuk mengangkat sel kanker. USIA MUDA Selain dengan pembedahan, kanker paru sebenarnya juga bisa diatasi dengan metode lain seperti radioterapi, kemoterapi atau mengonsumsi obat kanker. Namun, obat kanker ini harganya tidak murah, sekitar Rp600.000 per butir yang harus dikonsumsi setiap hari.

Kendati banyak kasus penyakit kanker menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun, bukan berarti usia muda bisa terbebas dari penyakit ini. Sejatinya, sel kanker membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya muncul sebagai penyakit bermasalah. Namun, gaya hidup yang tidak sehat telah membuat penderita kanker mulai banyak bermunculan dari mereka yang berusia muda. Elisna menjelaskan salah satunya adalah asap rokok.

Tidak harus menjadi perokok aktif, asap yang dihirup perokok pasif pun bisa meningkatkan risiko kanker paru. Bahkan, bukan hanya mereka yang menghirup asapnya secara langsung, tetapi asap rokok yang tertinggal di baju atau tembok juga bisa menaikkan risiko.

Pada usia muda, merokok memang bukan satu-satunya faktor risiko. Elisna menjelaskan hal lain yang juga menjadi faktor risiko adalah riwayat penyakit keluarga seperti kanker paru dan tuberculosis. Sementara itu, Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional Soehartati Gondowiardjo mengatakan angka kematian akibat kanker masih menjadi nomor satu di dunia. Adapun 70% dari kasus kanker terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

“Sebenarnya 43% penyakit kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat yakni makan sehat, aktivitas fisik, dan menjauhi rokok,” paparnya

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro