Bisnis.com, BANTEN— Setelah diresmikan oleh Presiden Joko widodo pada 23 Februari 2015 lalu, Tanjung Lesung resmi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kawasan yang dikelola oleh PT Banten Tourism Development Corporation ini berkomitmen untuk dapat mengembangkan Tanjung Lesung menjadi sebuah destinasi pariwisata kelas dunia.
Untuk mencapai target tersebut, beragam upaya dilakukan, termasuk salah satunya dengan mendirikan Mongolian Cultural Center guna menarik wisatawan mancanegara. Setelah diresmikan hari ini, seluruh pengunjung Tanjung Lesung bisa merasakan sensasi hunian khas Mongolia bernama Ger, tenda khas penduduk Mongolia. Tak hanya dari sisi bangunan, dalam tenda tersebut, pengunjung dapat mengenal dan merasakan berbagai macam kebudayaan dan gaya hidup masyarakat Mongolia. Termasuk Anda bisa menyaksikan pakaian khas kerajaan Mongolia dan peralatan-peralatan perang yang digunakan.
Tak hanya itu, bangunan khas ini juga memanjakan mata pengunjung dengan desain yang unik dan pastinya jarang kita jumpai. Selain ini, Anda bisa merasakan bagaiman hunian dan perabotan khas Mongolian yang identik dengan ukiran dan cat berwarna orange. Belum lagi bentuk tenda yang unik yang membuat Anda benar-benar merasakan sensasi hidup di Mongolia.
Berdiri di lahan seluas satu hektar, pusat kebudayaan ini juga memperlihatkan gaya hidup masyarakat Mongolia. Seperti kegiatan memanah, yang disediakan lapangan khusus bagi para pengunjung untuk merasakan sensasi memanah. Selain itu, di kawasan ini juga disediakan arena berkuda yang juga menjadi kebiasaan orang Mongolia. “Ke depannya kita akan kembangkan terus, supaya wisatawan bisa menikmati.
Mungkin sekitar dua minggu ke depan, tempat ini sudah bisa diakses untuk umum,” kata Presiden Direktur PT Banten Tourism Development Corporation, Poernomo Siswoprasetijo. Di pusat kebudayaan ini juga disediakan berbagai kuliner khas Mongolia. Seperti yang diungkap Poernomo, beberapa koki asal Indonesia telah dilatih agar bisa membuat amsakan khas Mongolia. “Untuk masakannya juga disesuaikan dengan Indonesia, misalnya di sini tak ada daging kuda, maka bisa digunakan daging sapi,” katanya.