Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia bakal berpartisipasi di pagelaran budaya Europalia di Belgia pada Oktober 2017 hingga Januari 2018. Dalam kesempatan itu, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyuguhkan budaya tradisional dan kontemporer Indonesia.
Tenaga Ahli Cagar Budaya dan Saintifik Komite Europalia Idham Setiadi menyatakan terdapat sekitar 400 artefak yang dipamerkan di ajang itu. Menurutnya, keberadaan Indonesia di pameran tersebut merupakan langkah baik mengingat secara historis, Indonesia dan Eropa memiliki hubungan erat yang cukup signifkan terutama di bidang kebudayaan, sejarah dan antropologi.
Idham menjelaskan, ratusan artefak yang akan dibawa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh, Nias hingga ke Papua. Proses pemilihan, imbuhnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak Indonesia dan Eropa, dan lebih menekankan pada arti keberagaman dalam kebudayaan.
“Karena dari studi-studi kebudayaan, sejarah dan antropologi itu dimulai dari sana [Eropa]. Kami terus melakukan dialog, kerjasama dan sebagainya. Indonesia sudah waktunya untuk memperlihatkan apa misi kita. Bukan hanya memperlihatkan keindahan tapi juga ide yang kita punya. Baik dari seniman atau pada ahli yang akan tampil di sana,” ujarnya seperti dikutip dari kemdikbud.go.id, Rabu (12/7/2017).
Dikatakan, apa yang ditampilkan harus menjawab pertanyaan yang mereka miliki tentang keberagaman Indonesia. Seperti diketahui Indonesia akan jauh lebih beragam dibandingkan negara lain di Eropa.
“Bagaimana menjaga keberagaman itu, seperti ini [lewat pameran] yang ingin kami jawab,” jelasnya.
Baca Juga Jokowi Hadiri Festival Tenun Ikat di NTT |
---|
Di samping itu, kegiatan itu 400 pekerja seni, termasuk dari seni tari, pertunjukan, musik, instalasi dan film. Beberapa yang ingin ditampilkan adalah Anchestor, Archipel dan Power and Other Things.
Tim Ahli Bidang Maritim untuk Europalia Singgih Tri Sulistiono memaparkan, pada Archipel akan diperlihatkan bagaimana budaya martim di Indonesia.
“Garis besarnya maritim, yang diinginkan ialah menampilkan koleksi budaya maritim sebagai nilai seni yang tinggi. Ada empat periode yang ingin dipamerkan. Dari periode kuno ada perahu replika. Nanti pada periode selanjutnya ialah masuknya Indonesia di kancah perdagangan dunia,” tukasnya.