Bisnis.com, JAKARTA – Komunitas Desainer Etnik Indonesia memperkenalkan batik Jambi yang ternyata telah eksis selama puluhan tahun. Perkembangannya yang pesat dalam lima tahun belakangan, harus didukung dengan regenerasi desainer muda dari daerah.
Ketua Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) Rizal Buyung Rais mengatakan desainer muda dari daerah cenderung minder dengan desainer yang sudah profesional. Untuk itu, pada Juni lalu, dirinya bersama beberapa desainer senior seperti Adji Notonegoro melenggang ke Kota jambi untuk mengadakan lomba desain batik Jambi.
“Kami sudah menemukan beberapa pemenang perancang busana dari Kota Jambi. Segala keadaan yang sulit tidak mengurungkan niat mereka untuk berhasil. Beberapa di antaranya ada yang memiliki keterbatasan seperti tunarungu dan keadaan ekonomi yang kurang mampu. Namun, beberapa di antaranya juga adalah siswa Esmod,” katanya , Kamis (20/7/2017).
Adjie Notonegoro mengatakan batik Jambi memiliki ciri khas berwarna hitam dan marun. Kendati demikian, pengrajin kontemporer lebih banyak yang memodifikasi dengan warna-wara solid lain seperti hijau dan kuning. Untuk itu, dia berpesan kepada desainer-desainer muda agar tidak menghilangkan ciri khas asli batik Jambi.
“Ini sah-sah saja. Namun, saya lebih berprinsip warna aslinya agar orang luar Jambi tahu bahwa itu batik jambi. Seperti halnya batik Yogyakarta dan Solo yang masih terus mempertahankan warna aslinya. Ini tidak boleh hilang,” katanya.