Bisnis.com, JAKARTA - Pameran sejarah bertajuk Visualisasi Ekspresi Pahlawan dan Tokoh Perempuan berlangsung hingga 21 Agustus mendatang.
Pada pameran tersebut, ditampilkan puluhan lukisan pahlawan perempuan beragam warna dengan teknik gutha tamarin pada media kain sutra.
Dikuratori Citra Smara Dewi, gelaran itu menampilkan 36 lukisan karya 34 seniman yang juga pendidik mulai dari guru TK, SMP, SMU/SMK hingga dosen perguruan tinggi di Jakarta, Bandung, Banten dan Tangerang.
Karya-karya para seniman itu mencitrakan figur 12 pahlawan nasional, 16 tokoh pejuang pergerakan, dan enam tokoh inspirasi .
Teknik gutha tamarin merupakan pengembangan dari teknik batik. Teknik ini menggunakan bahan dasar berupa biji buah asam yang dihaluskan. Bubuk asam itu kemudian dihaluskan dan dicampur air secukupnya dengan sedikit lemak nabati atau margarin menjadi sejenis pasta.
Fungsi dari pasta ini sebagai pengganti perintang cairan lilin yang digunakan pada teknik batik tradisional di tanah air. Perbedaan mendasar dengan teknik ini dengan batik tradisional tidak menggunakan kompor sehingga kerap disebut teknik batik dingin. Teknik gutha tamarin sendiri dipadukan dengan goresan kuas hingga terdapat konsep campuran media antara teknik batik dan lukis dalam kain sutra.
Lewat teknik tersebut, para seniman ini berhasil menghadirkan ragam figur para pahlawan dan tokoh perempuan dengan tampilan keragaman ekspresi seperti realisme, dekoratif, hingga sentuhan kubisme.
Tengok saja lukisan Fatimah Siti Hartinah Soeharto atau yang biasa dikenal dengan nama Ibu Tien.
Seniman Eneng Nani Suryati menyulap gambar pose Ibu Tien dengan tampilan kubisme dan terlihat seperti mozaik.
Sosok Ibu Tien akan selalu dikenang bukan hanya karena istri Presiden RI ke-2 Soeharto, melainkan juga penggagas Taman Mini Indonesia Indah.
Masih tentang istri presiden kali ini Fatmawati Soekarno. Seniman Nuning Y. Damayanti merespon sosok Fatmawati ke dalam bentuk gambar dengan corak seperti zig-zag.
Didominasi merah dan krem, pose Fatmawati tampak lebih artistik. Fatmawati merupakan salah satu istri Bung Karno yang cukup diingat karena perjuangannya menemani sang Proklamator memimpin Indonesia di masa awal-awal kemerdekaan.