Bisnis.com, MALANG – Peringatan Hari Batik Nasional yang dipusatkan di Balai Kota Malang, Senin (2/10), dikemas lebih nasionalis. Deklarasi toleransi dunia yang dibacakan anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka diikuti ribuan mahasiswa, pejabat Pemkot Malang, serta perwakilan dari sejumlah kementerian termasuk Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kemenkop dan UKM Emilia Suhaimi yang mewakili Menkop dan UKM AAGN Puspayoga.
Emilia yang juga ikut menghadiri pembacaan Deklarasi Batik: World Tolerance tersebut sebelumnya disambut hangat Wakil Wali Kota Malang Sutiaji, Ketua Pengembangan IKIP Budi Utomo Dr Nurcholis Sunuyeko, sampai Rieke Diah Pitaloka.
"Batik merupakan warisan kekayaan ekspresi budaya nenek moyang bangsa Indonesia," ujar Emilia.
Menurut Emilia, melalui batik, kekayaan alam dan budaya bangsa Indonesia diperkenalkan kepada dunia. Pengakuan batik sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO 2 Oktober 2009 patut untuk disyukuri dengan menjadikan batik sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
"Mari kita lestarikan dan gaungkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, seni dan alam hayati dengan memakai pakaian batik," ujarnya.
Deklarasi yang diikuti oleh mahasiswa asing dari 13 negara yang menempuh pendidikan tinggi di IKIP Budi Utomo Malang dan mahasiswa dari berbagai daerah di tanah air itu ada lima poin. Salah satunya poin ketiga mendorong penyelesaian konflik secara damai, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, membantu penanganan korban tragedi kemanusiaan dalam semangat perdamaian dunia, serta menjaga dan memperjuangkan kehidupan yang harmonis tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras, dan golongan.
Deklarasi tersebut dibacakan dalam Bahasa Inggris dan ditutup dengan lagu Padamu Negeri. Hari Batik Nasional yang juga menampilkan fashion show batik yang dimotori oleh Batik Tulis Celaket, IKIP Budi Utomo Malang dan Pemkot Malang dengan mengambil tema Batik World Tolerance. Selain fashion show, kesenian dari berbagai daerah juga ditampilkan, seperti Tari Wolika dari Sumba, NTT dan Tari Gandrung dari Banyuwangi.
Adapun naskah yang dibacakan dalam deklarasi itu adalah: Kami, Putra dan Putri Indonesia Bersama Generasi Muda Dunia Berikrar: Terus berjuang menjaga kenyataan keberagaman bangsa-bangsa dunia. Menolak kekerasan, stigmatisasi dan penyebaran kebencian dalam bentuk apa pun, oleh siapa pun, kepada siapa pun. Mendorong penyelesaian konflik secara damai, berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Membantu penanganan korban tragedi kemanusiaan dalam semangat perdamaian dunia. Terakhir adalah menjaga dan memperjuangkan kehidupan yang harmonis tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras, dan golongan.