Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa orang kerap mengonsumsi minuman berenergi setelah olahraga, atau kelelahan setelah seharian bekerja.
Minuman yang umumnya dikemas dalam kaleng itu ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Dikutip dari laman www.boldsky.com, Rabu (18/10/2017), para peneliti dan American Heart Association telah mengingatkan bahwa minuman berenergi dapat mengancam nyawa , terutama bagi mereka yang memiliki masalah tekanan darah dan jantung.
Menurut National Heath Institute (NIH), bahwa minuman berenergi dapat menyebabkan perdarahan otak, hingga masalah jantung dan pembuluh darah.
NIH menemukan pasangan suami istri yang belajar banyak dari efek buruk mengonsumsi minuman berenergi. Seorang suami, menurut NIH, memiliki lubang di tengkorak kepalanya dan menderita perdarahan otak karena mengonsumsi minuman berenergi berlebihan.
Masih menurut data NIH, jumlah kunjungan ke UGD terkait minuman berenergi meningkat dua kali lipat pada kurun 2007 hingga 2011. Para penderita umumnya beryusia di atas 40 tahun.
Mengapa minuman berenergi berbahaya untuk tubuh?
Minuman berenergi mengandung sejumlah besar kafein yang bisa menyebabkan masalah jantung serius, masalah aliran darah dan masalah tekanan darah. Di antara masalah kesehatan lainnya, minuman energi juga dapat mengganggu pola tidur, menimbulkan kecemasan, berkontribusi pada masalah pencernaan, meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan dehidrasi.
