Bisnis.com, JAKARTA - Di era modern ini, gaya hidup praktis sering membuat banyak orang duduk lebih lama dari yang seharusnya, seperti di depan komputer atau bahkan ketika bekerja dari rumah.
Kondisi ini dikenal dengan istilah "sitting disease" atau penyakit akibat terlalu banyak duduk. Hal ini juga marak terjadi pada orang-orang di Amerika Serikat yang lebih tidak aktif dari sebelumnya.
Menurut American Heart Association, pekerjaan menetap telah meningkat 83 persen sejak 1950 berbanding terbalik dengan pekerjaan aktif secara fisik yang hanya berkisar 20 persen. Meskipun tidak secara resmi diklasifikasikan sebagai penyakit medis, sitting disease merujuk pada dampak negatif kesehatan yang disebabkan oleh perilaku menetap (sedentary behavior).
Dilansir dari hopkinsmedicine.org, Selasa, (17/12/24) ahli jantung Johns Hopkins Erin Michos, M.D., M.H.S., direktur asosiasi kardiologi pencegahan di Pusat Pencegahan Penyakit Jantung Ciccarone, menyatakan semua ketidakaktifan itu berdampak buruk pada kesehatan.
Apa itu Sitting Disease?
Sitting disease adalah istilah yang menggambarkan efek buruk dari gaya hidup yang terlalu banyak duduk dan kurang bergerak. Penelitian menunjukkan bahwa duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk:
- Obesitas
- Penyakit kardiovaskular
- Diabetes tipe 2
- Nyeri punggung dan leher
- Penurunan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan
- Peningkatan risiko kematian dini
Hal ini terjadi karena duduk dalam waktu lama memperlambat metabolisme tubuh, mengurangi pembakaran kalori, serta memengaruhi sirkulasi darah dan fungsi organ secara keseluruhan.
Gejala dan Tanda Bahaya
Beberapa gejala yang mungkin muncul akibat terlalu banyak duduk meliputi:
- Nyeri punggung bagian bawah atau leher
- Kekakuan pada otot
- Penambahan berat badan
- Cepat lelah atau lesu
- Penurunan konsentrasi
Jika gejala ini dibiarkan, risiko penyakit kronis akan meningkat seiring waktu.
Cara Mencegah Sitting Disease
Untungnya, sitting disease dapat dicegah dengan langkah-langkah sederhana untuk meningkatkan aktivitas fisik dalam rutinitas harian. Berikut adalah beberapa cara yang efektif:
1. Terapkan Pola Kerja Aktif
- Gunakan meja berdiri (standing desk) jika memungkinkan.
- Ambil istirahat setiap 30-60 menit untuk berdiri, berjalan, atau melakukan peregangan.
- Gunakan tangga daripada lift untuk meningkatkan aktivitas fisik.
2. Rutin Melakukan Peregangan
Lakukan peregangan ringan untuk mengurangi kekakuan otot akibat duduk terlalu lama. Gerakan sederhana seperti memutar leher, meregangkan tangan ke atas, atau membungkuk menyentuh jari kaki dapat membantu melancarkan sirkulasi darah.
3. Tingkatkan Aktivitas Harian
- Jalan kaki ke tempat kerja atau gunakan sepeda jika memungkinkan.
- Saat di rumah, coba lakukan pekerjaan rumah seperti menyapu atau mencuci piring untuk tetap aktif.
- Lakukan aktivitas ringan seperti berjalan di tempat saat menonton televisi.
4. Atur Jadwal Olahraga Teratur
Olahraga selama 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, jogging, atau yoga, dapat membantu mengimbangi efek buruk duduk terlalu lama. Jika sulit berolahraga setiap hari, cobalah berolahraga setidaknya 3-5 kali seminggu.
5. Gunakan Teknologi untuk Mengingatkan
Manfaatkan aplikasi atau jam tangan pintar untuk mengingatkan anda berdiri atau bergerak setiap jam. Teknologi ini dapat membantu anda tetap sadar akan pentingnya aktivitas fisik.
6. Perhatikan Postur Tubuh
Duduk dengan postur yang baik dapat mengurangi tekanan pada punggung dan leher. Pastikan:
- Punggung tegak dengan bahu rileks.
- Layar komputer sejajar dengan mata.
- Kaki menyentuh lantai dengan posisi yang nyaman.
Sitting disease adalah masalah kesehatan yang serius di tengah gaya hidup modern yang cenderung menetap.
Namun, dengan menerapkan pola hidup yang lebih aktif, menjaga postur tubuh, dan rutin berolahraga, risiko akibat terlalu banyak duduk dapat diminimalkan. Ingatlah bahwa perubahan kecil dalam rutinitas harian dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan jangka panjang Anda. (Enrich Samuel K.P)