Direktur Ciputra Artpreneur Rina Ciputra Sastrawinata mengesahkan nota kesepahaman kerja sama dengan China Arts and Entertainment Group (CAEG), Jumat (24/11/2017)./Bisnis.com-Ilman Sudarwan
Show

Seni dan Budaya Bagian Penting Proyek Jalur Sutra Modern

Ilman A. Sudarwan
Jumat, 22 Desember 2017 - 17:37
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 2 abad lalu, masyarakat Eurasia membuka beberapa jalur perdagangan dan pertukaran kebudayaan yang menghubungkan antara peradaban di Asia, Eropa, dan Afrika. Rute ini secara kolektif dikenal sebagai jalur sutra, yang terdiri dari jalur sutra darat dan jalur sutra maritim.

Selama ribuan tahun, bangsa-bangsa yang berada di jalur tersebut saling berkomunikasi dan memperkuat hubungan perdagangan dan melakukan pertukaran budaya. Proses ini membantu untuk mengeratkan hubungan persahabatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Pada abad ke-21 ini, pemerintah China berinisiatif untuk kembali menghidupkan kembali jalur tersebut dengan cara yang lebih modern. Singkatnya, pemerintah China berupaya untuk membuat jalur sutra moden.

Ketika Presiden China Xi Jinping mengunjungi kawasan Asia Tengah dan Asia Tenggara pada September dan Oktober 2013, dia berinisiatif untuk mengajak bangsa-bangsa di jalur sutra untuk membangun Sabuk Ekonomi Jalur Sutra atau Silk Road Economic Belt dan Jalur Sutra Maritim abad 21. Inisiasi tersebut mendapat beragam tanggapan dari berbagai penjuru dunia.

Terkait hal tersebut, pemerintah China membuat lembaga kesenian bernama China Arts and Entertainment Group (CAEG). Lembaga ini berada di bawah pengawasan langsung dari Kementrian Kebudayaan China.

Lembaga ini kemudian berinisiatif mengumpulkan kekuatan seni dan budaya di antara negara-negara yang berada di jalur sutra. Mereka membuat persatuan gedung kesenian dengan nama Silk Road International League of Theaters (SRILT). Lembaga ini resmi berdiri pada Oktober 2016.

Perlahan namun pasti, persatuan ini berhasil mengajak sejumlah negara di jalur sutra untuk bergabung di dalamnya. Pada tahun ini, Indonesia -yang diwakili oleh Ciputra Artpreneur, Jakarta- menjadi anggota baru.

Ciputra Artpreneur resmi terdaftar sebagai anggota SRILT pada 24 November 2017.

Pekan lalu, Presiden Direktur Ciputra Artpreneur Rina Ciputra Sastrawinata berangkat ke Guangzhou, China untuk menandatangani nota kesepahaman lanjutan bersama perwakilan dari 33 negara anggota lainnya.

Menurutnya, bergabungnya Ciputra Artpreneur dalam persatuan itu menjadi perwujudan mewujudkan mimpi dari Dr. (Hc) Ir. Ciputra yang ingin Ciputra Artpreneur bisa menjadi sebuah gedung teater berkelas dunia, dan mampu membawa pertunjukan seni berkelas internasional bagi masyarakat Indonesia.

“Ayah saya dari dulu punya visi agar Indonesia punya tempat berkesenian kelas dunia. Oleh karena itu kami membangun Ciputra Artpreneur. Kerja sama ini akan membawa lebih banyak pertunjukan berkualitas ke Indonesia,” tuturnya.

Tentunya banyak keuntungan yang didapatkan Indonesia dalam keanggotaan tersebut. Sebagai mana diketahui, seni selama berperan penting dalam setiap perjanjian perdagangan.

Seni dan kebudayaan selalu ditempatkan sebagai pertukaran dan pembuka dari perjanjian lanjutan.

Associate Director Ciputra Artpreneur Yati Yasoff mengharapkan bahwa perjanjian ini dapat membantu membuka perjanjian kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara lain pada masa depan.

Editor : Diena Lestari
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro