Bisnis.com, JAKARTA--Terinspirasi dengan gaya hidup yang serba digital dan berteknologi masa kini, susana pernikahan dapat disulap bagaikan pesta di antariksa.
Interior yang dipenuhi dengan kerlap-kerlip seperti elemen rasi bintang diproyeksikan akan menjadi tren di Asia pada 2018.
Beberapa detail yang dapat diimplementasikan mulai dari layar LED hingga detail lampu bak dunia peri penuh cahaya memeriahkan momen sakral pernikahan.
Baca Juga AS Perketat Impor Baja dan Alumunium |
---|
Oleh karena itu, Bridestory menyuguhkan pameran pernikahan dengan mengusung tema besar “Stardust” atau debu bintang.
Tema stardust juga tak hanya terbatas untuk pesta pernikahan dalam ruangan atau indoor, namun juga dapat diaplikasikan untuk pesta pernikahan outdoor pun dapat memanfaatkan suasana malam hari.
“Jadi kalau pakai fairy lights akan terlihat seperti bintang-bintang,” kata Nathalia Isadora, Lead Project Coordinator Bridestory Fair.
Monokrom dan metalik menjadi warna yang ditonjolkan dalam dekorasi pernikahan. Warna tersebut juga sejalan dengan ultra violet yang menjadi pantone colour of the year.
Penggunaan lampu-lampu kecil kristal atau chandelier tambah memberikan kesan glamor namun tetap meninggalkan kesan klasik.
Menurut Nathalia, pengaplikasikan tema star dust sudah banyak berkembang di luar negeri, sayangnya hal tersebut belum menjadi highlight di Indonesia.
Nathalia mengatakan saat ini merupakan saat yang tepat untuk diperlihatkan untuk Indonesia agar memberikan alternatif dekorasi pernikahan.
Dia mengatakan dari sisi biaya, konsep pernikahan dengan tema star dust sebetulnya tidak akan jauh berbeda dengan tema pernikahan dengan tema yang lainnya. Justru, konsep tesebut dinilai lebih efisien dalam pembiayaan.
Pasalnya, hiasan bunga-bunga segar yang biasanya digunakan untuk dekorasi dapat digantikan dengan lampu-lampu saja.
“Budget yang diperlukan justru dapat ditekan karena biasanya penggnaan bunga jauh lebih mahal,” jelasnya.
Sementara itu, Wedding Planner Luxury Wedding Indonesia Ria Kentjono menambahkan, tren dekorasi dengan lampu mulai muncul terinspirasi dari sebuah film Twilight yang juga menggunakan suasana star dust.
"Penggunaan tema ini membuat nuansa yang sophisticated, elegan, dan karena terpengaruhi tren sosial media dan film itu," tambahnya.
Lebih detail, CEO dan co-founder Bridestory Kevin Mintaraga mengatakan, Bridestory Fair juga menyediakan beragam pilihan vendor pernikahan terbaik tradisonal maupun international yang terbagi dalam 16 kategori.
Meliputi dekorasi, perhiasan, busana pengantin pria dan wanita, kue pengantin, suvenir, hingga undangan pernikahan. Vendor pernikahan yang dimaksud diantaranya Nefi Decor, Ebimoekti, Yogie Pratama, Merras Bride, Hugo Boss, Moreno Photography, ROVE Gift, Miss Mondial.
Selain itu, untuk menjawab kebutuhan pernikahan destinasi yang kian marak diminati oleh calon pengantin, Bridestory Fair 2018 juga menghadirkan venue pernikahan di luar Jakarta, salah satunya yaitu AMAN Indonesia serta The Westin Nusa Dua Resort dan AYANA Resort and Spa dari Bali, dan masih banyak lagi.
“Kami harap Bridestory dapat menginspirasi para pengunjung serta menjadi pedoman bagi para calon pengantin dalam mewujudkan pernikahan impian mereka,” tutur Kevin.
Sementara itu, untuk gaun pengantin, Perancang Busana Julianto menuturkan gaun dengan warna off white atau champagne sangat direkomendasikan untuk acara pemberkatan. Selain itu, untuk warna gold atau lighten cocok digunakan untuk acara resepsi.
“Itu cukup bisa mewakili tema stardust dengan detail kristal dan payet-payet yang berbentuk kaca,” tutur July.
Dia meyakini tema stardust masih menjadi primadona untuk konsep pernikahan pada 2018, mulai dari dekorasi, photoshoot, makanan, dan juga gaun pengantin itu sendiri. Tahun ini, katanya, model ballgown dan juga mermaid masih akan tetap diminati.
“Namun tetap based on bentuk badan klien yang request sih. Ballgown itu mewakili princes. Stardust dan Princess keduanya berhubungan dalam ruang imajinasi. So July lebih memilih ballgown [lebih mewakili stardust],” jelasnya.