Sebagian karya Kelompok Perupa Galang Kangin/Bisnis-Ema Sukarelawanto
Show

Museum Neka Ubud Pamerkan Karya Kelompok Galang Kangin

Ema Sukarelawanto
Minggu, 25 Februari 2018 - 11:49
Bagikan

Bisnis.com, DENPASAR—Museum Neka Ubud menggelar pameran lukisan dan patung karya Kelompok Perupa Galang Kangin bertajuk ‘Becoming’, 25 Februari-24 Maret 2018.

Pameran untuk menandai 20 tahun kelompok perupa ini diikuti 15 anggota Galang Kangin.

Mereka adalah I Putu Edy Asmara, AA Eka Putra Dela, Made Supena, Ni Komang Atmi Kristyadewi, I Ketut Agus Murdika, I Made Ardika, I Made Gunawan, I Nyoman Diwarupa, Dewa Gede Soma Wijaya, Wayan Setem, Sudarwanto, I Made Galung Wiratmaja, Nyoman Ari Winata, Wayan Naya Swantha, Made Sudana.

Koordinator Galang Kangin Made Supena mengatakan kelompoknya yang telah melampau dua dasa warsa perjalanan diharapkan ikut mewarnai kancah kesenirupaan.

Kelompok ini telah belasan kali melakukan pameran bersama dan para anggotanya berkiprah di ajang pameran internasional.

“Kelompok ini secara intens berdiskusi untuk melahirkan gagasan-gagasan baru dan greget kreatif untuk mengekplorasi seni budaya yang lebih luas,” katanya, Minggu (25/2/2018).

Menurut Supena diskusi dan dialog antaranggota sangat diperlukan untuk menempa diri dalam berkesenian.

Selain itu sebagai perupa akademik yang pernah mengeyam pendidikan di Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana yang kemudian dilebur ke Institut Seni Indonesia Denpasar, mereka memandang perlunya pendisiplinan diri yang bisa dilatih dalam organisasi nonformal ini.

Galang Kangin merupakan salah satu kelompok perupa di Bali nyang intens berpameran dan menerbitkan publikasi katalog maupun buku.

Mereka juga menjalin kerja sama dengan sejumlah galeri dan berbagai lembaga untuk melakukan kolaborasi aktivitas berkesenian.

Dalam buku yang diterbitkan bersamaan dengan pameran kali ini, pengamat seni rupa Hardiman mengatakan karakteristik, konsep atau batasan tentang identitas ini menarik membincangkannya pada karya-karya perupa Galang Kangin.

Karya-karya mutakhir kelompok ini menunjukkan adanya tanda-tanda pengingkaran terhadap makna identitas seperti yang didengungkan kaum modernisme.

“Identitas yang kemudian mudah terbaca dari sebagian besar karya anggota kelompok GK ini adalah identitas dalam konsep posmodernisme, yakni identitas dalam pengertian proses menjadi atau ‘becoming’,” tulis Hardiman.

Sepintas bisa melihat tanda-tanda yang memperlihatkan jejak (indeks) dari masa lalu karya mereka. Jejak ini kemudian beringsut, bergeser, bahkan pergi jauh meninggalkan pokok bahasan semula.

Indeks, sebagai jejak tentu saja bukan citra sesungguhnya, melainkan sesuatu yang tampak oleh indera, akan tetapi tidak memiliki eksistensi substansial.

Hardiman menilai karya-karya terbaru Galang Kangin mengalami semacam pengalihan suasana, mood, stimulus, atau hasrat dalam batasan proses kreatif guna menghindari kerja kesenian yang terus menerus bergerak di tempat yang sama.

Ia menambahkan bagi para perupa kelompok ini, berada di tempat yang sama bisa menjebak mereka ke dalam kebekuan yang tak tersadari.

Itu sebabnya para perupa Galang Kangin kemudian bersepakat untuk melakukan sebuah perpindahan, pergingsutan, atau setidaknya tidak bergerak di tempat yang intinya ingin keluar dari zona nyaman.

 

Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro