Bisnis.com, MEDAN — Ada tiga hal yang perlu menjadi fokus perhatian guna meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya turis mancanegara, ke Sumatra Utara. Ketiga faktor itu adalah keamanan, infrastruktur, dan kejelasan agenda.
Hal itu disampaikan Anggota DPR Komisi X Sofyan Tan. Dia mengakui memang telah terjadi pembenahan infrastruktur secara masif di wilayah Sumatra Utara. Namun, lanjutnya, pembenahan dan pembangunan tersebut tidak serta merta selesai dalam waktu sekejap.
“Persoalan-persoalan di Sumatra Utara ini kan tidak hanya kita bilang bahwa kita punya danau yang indah, terindah dan terbesar, tetapi harus disiapkan sejak awal kan. Hari ini ada pembenahan infrastruktur, iya, tetapi kan tidak serta merta selesai,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (6/3/2018) malam.
Dia menambahkan, terkait keamanan, calon wisatawan belum merasa aman untuk melakukan kunjungan karena tingkat kriminalitas yang dinilai masih tinggi. Di beberapa daerah ytujuan wisata bahkan kerap ditemukan pemalakan atau kutipan tak resmi terhadap pengunjung.
“Seperti di daerah misalnya, jangankan orang asing, orang sendiri pun dipalak. Jadi, ketakutan orang itu tinggi terhadap hal itu. Jangankan turis mancanegara, turis Nusantara pun takut,” tambahnya.
Hal ketiga yang perlu dibenahi, menurutnya, agenda wisata besar seperti Festival Danau Toba yang kerap berubah-ubah. Hal ini menimbulkan kebingungan bagi para wisatawan yang hendak menyusun agenda perjalanannya.
Berdasarkan penelusuran Bisnis, memang terdapat beberapa kali perubahan jadwal atau penundaan pagelaran akbar ini, seperti terjadi pada 2014, 2016, dan 2017.
Padahal, menurutnya, untuk agenda besar seperti Festival Danau Toba selayakya dipromosikan jauh-jauh hari agar informasinya bisa menjangkau lebih banyak wisatawan, dari dalam maupun luar negeri.
Lebih lanjut, dia menilai bahwa promosi yang dilakukan terkait agenda wisata daerah ini pun kurang luas.
Seharusnya, penyelenggara bisa melakukan promosi lebih luas hingga ke mancanegara dengan menggandeng para penyedia jasa layanan wisata baik dalam maupun luar negeri, terlebih dengan negara yang memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia, khususnya dengan Sumatra Utara.
Namun, lagi-lagi, perubahan jadwal yang beberapa kali terjadi mempersulit promosi kegiatan wisata ini di luar negeri.
“Jika ingin membuat kegiatan, jauh-jauh hari sebelumnya seharusnya sudah disosialisasikan, sudah menjual ke travel-travel yang ada di seluruh dunia, atau negara-negara yang dianggap memungkinkan turisnya datang atau punya kedekatan historis. Misalnya menjual ke Belanda, Jerman, dan Inggris. Jadi, ada kepastain bahwa pada tahun ini, tanggal berapa, acara festival ini, yang datang dapat ini,” katanya.
Untuk itu, dia menyarankan agar penyelenggara acara bisa merangkul atau bekerja sama dengan tim profesional dalam merancang perhelatan ini sehingga bisa ditata sedemikian rupa demi menarik pengunjung yang lebih banyak.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat selama Januari 2018, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Sumatera Utara hanya mencapai 14.999 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar 46.39% jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 27.978 kunjungan.
Angka ini juga lebih kecil 25,79% jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari 2017 lalu yang mencapai 20.212 kunjungan.