Konsep Hulu ke Hilir diterapkan dalam pengembangan Kampung Nila Kawali dengan Budidaya ikan Nila dan mengembangkan wisata kuliner sebagai pengembangan ekonomi desa Caption. - JIbi/ Muhammad Olga
Kuliner

Reys Cafe & Saung Baso Kampung Nila Kawali: Kuliner Sedap di Atas Kolam Budi Daya Ikan

Muhammad Olga
Senin, 9 Juni 2025 - 20:06
Bagikan

Bisnis.com, CIAMIS - Berbicara kuliner terkadang tidak hanya soal rasa hidangan, tetapi juga suasana di sekitarnya. Lokasi yang menarik dan menyenangkan bagi pelanggan menjadi salah satu hal penting untuk menarik food lover datang.

Hal tersebut yang menjadi salah satu daya tarik dari Rey Cafe & Saung Baso Kampung Nila, Desa Kawali, Kabupaten Ciamis. Tempat makan ini tak hanya menawarkan kuliner unik bakso dan olahan kuliner ikan nila, tetapi juga menawarkan lansekap alam, persawahan, perdesaan ditemani kolam-kolam dengan beragam ikan.

Di Rey Cafe & Saung Baso, pengunjung bisa menikmati beragam kopi khas Indonesia, serta menikmati kuliner bakso yang berbeda dari lokasi lainnya.

Yang unik adalah bakso bukan disajikan oleh pramusaji, tetapi dengan sistem prasmanan atau dipilih langsung di atas nampan. Beragam jenis bakso bisa dipilih mulai dari bakso kecil hingga jumbo berdiameter hingga 12 sentimeter. Ada pula menu lain seperti mie ayam, hingga sop iga.

Reys Cafe & Saung Baso Kampung Nila Kawali: Kuliner Sedap di Atas Kolam Budi Daya Ikan
Pelanggan memilih menu Bakso Prasmanan di Reys Cafe And Saung Baso, Kampung Nila Kawali, Ciamis - Jibi/Muhammad Olga

Selanjutnya, pelanggan diarahkan untuk menikmati kulinernya di saung ala Sunda yang dibangun di atas kolam budi daya ikan. Suasana bersantap pun kian nikmat karena ditemani gemericik suara air kolam dan persawahan.

Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Ahmad Sobari mengatakan saung di atas kolam budi daya ikan didesain untuk menarik pelanggan. Hal ini sejalan dengan konsep kafe yang berada di kawasan Kampung Nila yang merupakan Smart Fishing Village (SFV).

SFV merupakan program yang dibawa oleh Kementerian KKP dalam pengembangan ketahanan pangan nasional sekaligus menciptakan nilai tambah dalam pembudidayaan ikan.

Ahmad mengatakan, pengembangan budi daya ikan nila bisa dikembangkan dengan pengembangan ekonomi lainya, seperti wisata kuliner yang dilakukan oleh Reys Cafe & Saung Baso.

Reys Cafe & Saung Baso Kampung Nila Kawali: Kuliner Sedap di Atas Kolam Budi Daya Ikan
Pengunjung menikmati hidangan di Reys Cafe & Saung Baso. Konsep hulu ke hilir diterapkan dalam pengembangan Kampung Nila Kawali dengan budi daya ikan nila dan mengembangkan wisata kuliner sebagai pengembangan ekonomi desa - Jibi/Muhammad Olga

Tidak hanya menciptakan cuan dari budi daya ikan serta kuliner, hadirnya Reys Cafe & Saung Baso juga menciptakan lapangan kerja dan perputaran ekonomi lainnya.

"Sekarang di Rai Cafe, sini aja. Ini tempat wawancara kita nih, Rai Cafe. Yang di bawah kolam kita itu ada ikan Gurame Padang, kemudian ada koi, kemudian ada ikan dewa. Kemudian bekerjanya udah 8 orang karyawan." Ujar Ahmad Sobari.

Dirinya mengklaim hadirnya konsep kampung nila yang menjadi destinasi wisata juga telah membuat perputaran uang di desa Kawali meningkat pesat. Dalam satu bulan setidaknya 10.000 orang datang mengunjungi Kampung Nila Kawali untuk berwisata kuliner, termasuk ke Reys Cafe & Saung Baso.

"Artinya, kalau kita kalikan semua dengan minimal orang jajan rata-rata Rp50.000 saja, perputaran uang disini bisa sampai Rp500 juta per bulan."

Ahmad berharap kemandirian ini diharapkan bisa terus dikembangkan, sehingga tak hanya bisa mandiri dalam ketahanan pangan, namun juga mandiri dalam perekonomian desa. 

Penulis : Muhammad Olga
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro