Bisnis.com, JAKARTA – Penulis skenario Alim Sudio tertarik bergabung dalam film Guru Ngaji karena isu keragaman yang diusung film tersebut.
“Soal isu keragaman yang membuat saya tertarik untuk menulis naskahnya. Misi film ini luar biasa,” ujarnya saat bincang-bincang usai premier film Guru Ngaji di Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Buat dia isu ini perlu diangkat untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa Indonesia sejatinya adalah beragam. Melalui film ini disampaikan pesan, menghargai perbedaan merupakan cara menciptakan kerukunan.
Selain itu, Alim mengatakan, film ini juga mengangkat cerita yang tidak biasa yaitu guru ngaji di desa. Menurutnya karakter guru ngaji yang diperankan oleh aktor Donny Damara begitu sangat riil. Saat guru ngaji harus mencari pekerjaan tambahan untuk menafkahi keluarganya.
“Saya juga senang dengan seting pedesaan yang mengangkat kearifan lokal,” tuturnya.
Saat penyusunan naskah, Alim merasa tidak kesulitan karena terbiasa menulis skenario film-film drama. Hanya, yang menjadi tantangannya adalah memahami kultur Jawa. Sebab dia sendiri bukan orang Jawa. Untuk mengatasi hal itu, Alim banyak berdiskusi dan riset dengan tim.
“Jadi kalau saya terus terang tidak banyak kesulitan,” tuturnya.
Guru Ngaji bercerita tentang Mukri [Donny Damara], guru ngaji di Desa Tempuran yang selama ini ikhlas mengajar tanpa mengharap balasan materi. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Mukri terpaksa mengambil pekerjaan sampingan sebagai badut. Mukri dilanda dilema yang besar karena dia merasa guru ngaji adalah pekerjaan yang sakral dan terhormat, sementara profesi badutnya justru memancing tertawaan orang. Oleh sebab itu, dia merahasiakan soal kehidupannya sebagai badut pasar malam dari keluarganya dan segenap warga desa.
Persoalan muncul ketika Mukri menerima permintaan Pak Kepala Desa (Tarzan) untuk tampi memimpin doa di ulang tahun anaknya. Sebab, di sisi lain, dia juga mendapat tawaran manggung menjadi badut di acara yang sama. Akankah rahasia yang selama ini Mukri simpan rapat-rapat terbongkar?