Bisnis.com, JAKARTA— Produk batik printing apakah mematikan batik tulis? Hal tersebut mungkin selalu menjadi pertanyaan ketika berbicara tentang batik. Desainer ternama Anne Avantie angkat bicara terkait hal tersebut.
Batik printing adalah kain motif batik, tapi tidak dibuat dengan cara membatik alias menutupi kain dengan lilin batik (malam), melainkan menggunakan mesin cetak. Itu sebabnya batik printing terlihat tanpa cacat dan harganya jauh lebih murah karena dicetak.
Dia tak mempermasalahkan maraknya produk batik printing di pasaran. Namun, ia juga mengerti pengrajin batik menjadi sakit hati. Bagi Anne, dua hal tersebut memiliki hak yang sama untuk terus bertahan mengingat ada banyak pekerja di balik batik printing.
“Tukang printing juga manusia. Kalau printingnya tutup berapa banyak orang yang tidak bisa makan. Orang yang punya uang hanya bisa jual printing, ya biarlah, tapi saya tetap nasionalis,” kata Anne di Pasar Tiban dikutip Rabu (27/6/2018).
Dia mengatakan, baginya usha adalah bagaimana perusahaan mampu menyejahterakan pekerjanya atau memiliki kehidupan yang layak. Selain itu, terkait pihak yang mencontek motif batik menurutnya, hal tersebut adalah salah satu bagian dari perkembangan busana yang mau tak mau sulit dihentikan.
Apalagi lanjut Anne, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kemampuan cloning yang luar biasa. Oleh karena itu, menurut Anne, batik harus dilihat dari beberapa sudut pandang. “Sudut pandang bisnis, industri kreatif dan yo wis merem [ya sudah tutup mata], yang penting semua jalan,” katanya.