Bisnis.com, JAKARTA - Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, setiap harinya melayani 800 sampai 1.000 pasien rawat jalan.
Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Prof. Abdul Kadir menuturkan bahwa 78% dari pasien di RS Kanker Dharmais adalah pengguna jaminan kesehatan pemerintah atau BPJS, sedangkan 22% adalah pasien umum.
Untuk mencegah penumpukan atau antrean pasien BPJS yang terkadang harus menunggu sangat lama seperti pada 2 sampai 3 tahun ke belakang, RS Kanker Dharmais meningkatkan pelayanan. Dengan begitu antrean pasien yang ingin berobat tidak harus menunggu lama dan menumpuk.
Abdul Kadir mengungkapkan, peningkatan pelayanan untuk pasien salah satunya dengan meningkatkan cara pendaftaran.
“Antrean pasien yang lama sudah bisa diatasi dengan online, jadi pasien bisa mendaftar secara online,” ujar Abdul Kadir saat Konferensi Pers PT Roche di Westin Hotel, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
“Meski sudah daftar online, kebanyakan pasien tetap datang lebih awal karena faktor lalu lintas, misalnya dapat jadwal pukul 12, tetapi mereka sudah datang sejak pukul 6, jadi kesannya terlihat menumpuk,” tambahnya.
Sementara itu, RS Kanker Dharmais juga melakukan peningkatan fasilitas dengan membangun 2 tower baru.
Tower baru yang akan dibangun setinggi 12 lantai tersebut memiliki 20 kamar operasi dan dilengkapi alat Proton Bean Therapy seharga Rp800 miliar.
Dengan peningkatan pelayanan dan peningkatan fasilitas tersebut diharapkan RS Kanker Dharmais menjadi pusat kanker nasional di Asia.