Bisnis.com, PADANG - Sebuah penelitian yang dilakukan Guru Besar Farmasi Universitas Andalas (Unand) Padang menemukan bahwa kanker paru yang selama ini merupakan salah satu penyakit paling mematikan, bisa diobati dari bahan yang ada di lingkungan sekitar.
Fatma Sri Wahyuni, Dekan Fakultas Farmasi Unand, menemukan bahwa pohon kandis yang selama ini hanya diambil buahnya sebagai asam atau bumbu masak, justru bisa dijadikan obat kanker paru.
Wanita kelahiran Padang Luar, 13 April 1974 itu menyebut bahwa tanaman atau pohon yang dikenal sebagai asam kandis (Garcinia cowaroxb) memiliki senyawa yang mampu mengatasi penyakit kanker paru.
Sebelumnya, daun dari asam kandis yang banyak tumbuh di hutan Sumatra ini diketahui aktif menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
Di India, misalnya, buah tanaman ini juga telah digunakan sebagai obat disentri, sedangkan kulit batangnya digunakan sebagai antipiretik di Thailand.
Dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai guru besar Unand, Fatma membawakan pidato berjudul ‘Potensi Tetrapreniltoluquinon, Senyawa Hasil Isolasi dari Kulit Batang Kandis (Garcinia cowa roxb) sebagai Obat Kanker Paru’, di Convention Hall Unand, Senin (20/8/2018).
“Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Salah satu yang paling sering didiagnosa adalah paru – paru mencapai 13% dari total kematian akibat kanker,” katanya.
Data Globocan International Agency for Research on Cancer menyebutkan kanker paru paling sering didiagnosis sebagai penyakit kanker yaitu mencapai 1,8 juta atau 13% dari total serangan kanker.
Dari persentase itu, kanker payudara memiliki persentase 11,9% atau mencapai 1,7 juta diagnosis di seluruh dunia setiap tahunnya, dan kolorektum sebanyak 1,4 juta atau 9,7%.
Kanker paru juga paling umum menjadi penyebab kematian akibat kanker yang mencapai 19,4% dari total kematian, disusul hati sebanyak 9,1% dan perut sebesar 8,8%.
Berawal dari pemikiran untuk menemukan obat terbaik untuk kanker, maka penelitian alumni doktoral dari University Putra Malaysia ini, akhirnya menemukan bahwa senyawa hasil isolasi kulit batang kandis bisa dijadikan sebagai obat kanker paru.
Dia menyebut selama ini pengobatan kanker dilakukan dengan pengobatan kimia yang memberikan efek samping kepada penderita, sehingga jelas tidak efektif dalam proses penyembuhan.
“Obat antikanker yang ada sekarang ini selain bekerja pada sel kanker, juga bekerja pada sel – sel normal yang memiliki pertumbuhan cepat. Oleh sebab itu perlu ditemukan obat antikanker yang bekerja selektif terutama dari tanaman,” paparnya.