Bisnis.com, JAKARTA -- Anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa sehingga mereka lebih rentan terserang berbagai jenis penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Apalagi memasuki musim hujan di saat bakteri, jamur, dan virus lebih mudah berkembang biak.
Untuk itu, tugas orang tua untuk selalu menjaga anak-anak terhindar dari berbagai jenis penyakit. Tidak jarang para orang tua, terutama ibu-ibu muda lebih mudah panik ketika anak terserang penyakit karena rasa khawatir yang begitu besar.
Padahal, jika ibu panik justru akan membuat anak lebih rewel karena memang ada ikatan batin antara anak dan ibu. Untuk itulah, saat si buah hati sedang kurang sehat karena terserang penyakit tertentu, orang tua harus lebih tenang dan mencari tahu hal apa yang harus dilakukan.
Kondisi ini pula sempat dialami oleh Shireen Sungkar, artis yang telah menjadi ibu dari tiga orang anak dari pernikahannya dengan Teuku Wisnu. Awalnya, sebagai ibu muda Shireen juga mengaku sempat panik ketika buah hatinya terserang penyakit.
Salah satu penyakit yang cukup sering dialami buah hatinya adalah yang terkait dengan sistem pencernaan yaitu mual muntah dan diare karena memang sistem pencernaan mereka yang sensitif. Shireen menceritakan bahwa putra sulungnya Teuku Adam Alfatih yang ketika itu berusia 3 tahun sempat dirawat di rumah sakit selama sepekan karena menderita muntaber.
Melihat kondisi sang buah hati yang terbaring lemah di atas tempat tidur tentu saja membuat Shireen sedih dan menangis. “Tapi Adam aku ajarin untuk selalu berdoa dalam kondisi apapun, apalagi ketika sakit agar diberi kesembuhan. Dan saat itu, dia yang menguatkan kami orang tuanya dengan cara berdoa. Itu membuat kami haru,” tuturnya.
Ternyata, penyakit mual muntah juga dialami oleh anak keduanya Cut Hawwa Medina Al Fatih. Sejak bayi, putri kecilnya tersebut memang agak sering muntah apalagi jika susunya sudah kebanyakan, kekenyangan, atau kecapekan.
“Karena sudah belajar dari kondisi anak yang pertama, jadi aku sudah lebih tenang menghadapi anak sakit,” tuturnya.
Biasanya, untuk penanganan pertama ketika buah hatinya mengalami muntaber, Shireen akan menghentikan konsumsi segala jenis produk dari susu, coklat, atau teh yang menjadi sumber makanan pemicu mual muntah pada anak.
Selain itu, karena merupakan penyakit yang diakibatkan oleh sistem pencernaan, aktris 26 tahun tersebut juga memberi buah hatinya berbagai buah-buahan yang membantu memulihkan sistem pencernaan, seperti pisang serta makanan yang lebih mudah dicerna seperti bubur.
“Ketika anak sakit, aku selalu berusaha untuk lebih tenang dan segera melakukan pertolongan pertama. Mengajaknya untuk istirahat lebih untuk mengurangi rasa lelah dan meredakan mual muntahnya,” tuturnya.
Namun, jika kondisi kesehatan si kecil terus menurun, Shireen akan segera membawanya ke rumah sakit sehingga bisa mendapatkan perawatan yang lebih tepat.
BOTOL MINUMAN
Diakui olehnya bahwa buah hatinya memang rentan terserang berbagai penyakit yang terkait dengan sistem pencernaan. Karena itulah, untuk menghindari hal tersebut, artis peran yang terkenal dengan sinetron Cinta Fitri ini selalu menjaga kebersihan.
“Aku concern banget dengan kebersihan anak-anak mulai dari botol minumnya, peralatan makan mereka, mainan. Pokoknya segala hal yang masuk ke mulut,” ujarnya.
Bagaimanapun berbagai penyakit tersebut bermula dari kuman dan bakteri yang masuk ke dalam perut anak. Untuk memastikan kebersihan peralatan makannya, Shireen selalu membawa peralatan makan seperti botol minum dan tempat makan anak dari rumah.
Namun, diakuinya bahwa ada hal yang luput dari perhatiannya yaitu kebersihan botol minuman. Selama ini, dia menyangka bahwa proses pencucian yang dilakukan sudah cukup bersih dengan cara pencucian biasa yang kemudian dikocok-kocok dengan air panas. “Aku pikir itu sudah cukup bersih, ternyata belum.”
Dia menyadari bahwa botol yang kurang bersih berpotensi menjadi media pertumbuhan bakteri dan menimbulkan penyakit. Shireen juga menemukan bahwa lama kelamaan botol berubah warna menjadi buram dan ada bekas goresan.
BANYAK KUMAN
Yulia Rosa Saharman, dokter spesialis mikrobiologi klinik dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Wisconsin, Amerika Serikat mengenai kadar kuman pada botol yang dibawa mahasiswa dengan kuman yang ada di dudukan toilet.
Ternyata ditemukan bahwa jumlah bakteri di botol lebih banyak daripada yang ada di dudukan toilet. “Botol minuman termasuk dalam alat makan yang memiliki banyak kuman karena sering kontak dengan mulut,” ujarnya.
Kuman, bakteri, jamur dan parasit merupakan mikroba, makhluk hidup yang berkembang biak dengan sangat cepat, hanya dalam hitungan menit. Apapun materi botol atau tumbler—plastik atau stainless steel, yang digunakan mikroba bisa berkembang biak.
Apalagi bila diisi dengan susu, kopi, teh atau minuman lain selain air mineral. Sisa-sisa air minum yang tersimpan di dalam botol tersebut juga menjadi tempat pertumbuhan kuman dan bakteri. Memang, sambungnya, tidak semua kuman yang ada di dalam botol bersifat patogen tetapi jika daya tahan tubuh rendah, tetap dapat menimbulkan penyakit.
“Untuk menyebabkan penyakit, kuman harus berada dalam jumlah yang cukup tetapi pada orang yang rentan seperti anak-anak, bayi, dan orang lanjut usia ini bisa berbahaya,” ujarnya.
CEGAH BAKTERI
Menurutnya, untuk mencegah bakteri berkembang biak maka salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah mikroba berkembang biak di botol minuman adalah dengan mencucinya secara benar. Sayangnya selama ini masih banyak yang kurang teliti membersihkan botol
“Kita biasa mencuci botol dengan air panas plus sabun, lalu dikucek-kucek. Kita berpikir, cara ini sudah benar. Ternyata tidak seperti itu, mencuci botol tetap harus menggunakan spons. Terutama di tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti dasar botol karena kumannya banyak sekali mulai dari bagian tutup sampai dasar botol,” jelasnya.
Untuk menjangkau dasar botol hingga ke sudut, maka dapat menggunakan sikat botol. Namun ternyata, hal tersebut juga menimbulkan masalah lain yaitu sikat botol biasa selain bisa menggores permukaan botol juga tidak memiliki daya gosok.
Permukaan yang tergores bisa menjadi tempat persembunyian bakteri dan kotoran, sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak. Agar kebersihan spons tetap terjaga dengan optimal maka harus dirawat dengan baik.
“Jangan lupa, setelah dipakai spons harus digantung dan dikeringkan. Begitu juga dengan botol harus segera dikeringkan sehabis dicuci baru digunakan kembali karena bakteri akan senang sekali tumbuh di media yang basah,” jelasnya.