Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Penderita Diabetes Meninggal Bukan karena Gula, tapi karena Komplikasi

Selama ini diabetes dianggap sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Tapi faktanya, penderita diabetes meninggal bukan karena diabetes melainkan penyakit komplikasi yang dipicu kadar gula darah berlebih dalam tubuh.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 19 Januari 2019  |  19:20 WIB
Penderita Diabetes Meninggal Bukan karena Gula, tapi karena Komplikasi
Ilustrasi - Livescience

Bisnis.com, JAKARTA - Selama ini diabetes dianggap sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Faktanya, penderita diabetes meninggal bukan karena diabetes melainkan penyakit komplikasi yang dipicu kadar gula darah berlebih dalam tubuh.

Profesor Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINA mengatakan bahwa diabetes induk dari segala penyakit. Dari sini, seseorang bisa menderita penyakit lain seperti serangan jantung dan stroke yang berujung pada kematian.

"Orang jarang meninggal karena diabetes, tapi orang meninggal karena komplikasi. Kalau pembuluh darah tersumbat bisa stroke. Kalau tersumbat di jantung, bisa serangan jantung," ujar Sidartawan dalam peluncuran Elvansense di Jakarta, Sabtu (19/1/2019).

Sidartawan menjelaskan jika tingkat gula darah seseorang harus dalam posisi normal. Tapi menurutnya, gula darah yang tinggi lebih baik dibanding yang rendah.

"Stroke itu akibat dari gula darah yang terlalu rendah, dia bisa drop. Kalau orang sakit gula, mudah sekali kena paru-paru, muntah darah, itu semua akibat komplikasi," jelas Sidartawan.

 "Orang jarang meninggal karena gula. Kalau  terlalu rendah harus dipantau. Kita lebih senang gula darah tinggi daripada rendah. Kalau gula darah tinggi masih bisa jalan-jalan, kalau rendah dia pasti langsung off. Makanya dokter lebih takut yang rendah daripada tinggi. Tapi, tidak boleh juga turun-naik, turun-naik," lanjutnya.

Sidartawan juga mengingatkan bahwa pengobatan gula darah atau diabetes harus terus dilakukan meski penderita merasa jika gula darahnya normal.

"Sekali gula tetap gula. Diabetes bukan kayak sakit kepala yang sekali minum obat langsung sembuh. Dia akan terus minun obat sampai akhir hayat. Penderita penyakit gula juga tidak bisa tuker-tukeran obat dengan pasein lain karena setiap orang berbeda dan target normalnya juga berbeda," kata Sidartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kesehatan diabetes kencing manis

Sumber : Antara

Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top