Bisnis.com, JAKARTA – Terpenuhinya kebutuhan gizi anak, terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan komponen terpenting dalam upaya mengantisipasi stunting. Namun, di Indonesia, pemenuhan asupan gizi seimbang masih kurang.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan RI, permasalahan belum terpenuhinya asupan gizi seimbang, terutama disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan atau edukasi mengenai gizi seimbang di semua strata ekonomi, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Doddy Izwardy mengungkapkan bahwa sebenarnya pemenuhan asupan gizi seimbang sudah gamblang tertera dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009.
“Gizi seimbang itu yang pertama adalah beranekaragam pangan. Dan tidak ada [asupan] yang paling lengkap selain air susu ibu ketika anak berusia 0—6 bulan. Jadi tidak boleh diberikan apapun selain ASI kecuali saran dari dokter,” tuturnya, baru-baru ini.
Unsur gizi seimbang yang kedua, lanjutnya, adalah perilaku hidup bersih dan sehat dengan memilih makanan yang sehat sesuai dengan tempat dimana seseorang hidup. Ini lebih dikenal dengan istilah urban nutrition. Sementara yang ketiga berupa aktivitas fisik yang seimbang.
“Dan terakhir adalah memantau berat badan sebulan sekali. Dengan mengetahui perkembangan berat badan, hal-hal tidak normal berupa masalah gizi bisa diintervensi dengan cepat dan tepat,” lanjutnya.