Bisnis.com, JAKARTA - Lingkar Alumni Indie Movie atau LA Indie Movie (LAIM) aktif kembali pada 2019 dengan konsep yang semakin kekinian setelah vakum selama dua tahun.
Sejak kemunculannya pada 2007, LA Indie Movie mewadahi para generasi muda dalam menuangkan ide dan ekspresi melalui medium film, khususnya film pendek. Selain itu, LAIM juga mengajak generasi muda untuk menyelami proses produksi film dari hulu hingga hilirnya.
Rangkaian LAIM 2019 telah dimulai sejak November 2018 lalu dengan program LA Indie Movie Meet Up at Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang diisi dengan program sharing bersama para filmmaker experts.
Dilanjutkan dengan Story Competition yang mencari ide cerita original dan menarik dengan tema ‘Viral’, cerita yang terpilih akan dikembangkan menjadi skenario film pendek dan diproduksi menjadi film pendek bersama produser-produser ternama tanah air. Pendaftaran Story Competition telah dibuka sejak 27 November 2018 dan ditutup pada 24 Maret 2019 melalui www.lazone.id.
Perwakilan dari Lazone.id, Novrizal mengatakan “Kami harap ini menjadi jalan pembuka mereka yang mempunyai passion di dunia perfilman, ingin mengasah skillnya, berkeinginan untuk terus kreatif berkarya menghasilkan film,” ujarnya seperti dikutip pada keterangan resminya pada (27/2/2019)
Cerita yang terpilih menjadi pemenang Story Competition akan difilmkan oleh tim filmmaker yang dijaring melalui program FILMMAKER HUNT dan diproduseri langsung oleh produser ternama yaitu Ifa Isfansyah, Ismail Basbeth dan Adhyatmika.
Hasil karya ini kelak didistribusikan melalui festival dan platform digital OTT seperti Iflix, Viddsee, dan HOOQ. Pemilihan platform digital sebagai medium distribusi film LA Indie Movie 2019 ini, sejalan dengan tema yang diusung yaitu “Your Movie Goes Digital”.
Direktur Festival LA Indie Movie 2019 Rina Damayanti menyatakan tema ‘Your Movie Goes Digital’ dipilih sebagai respons atas makin terintegrasinya dunia digital dalam keseharian generasi muda, tak terkecuali dalam menonton film.
“Teknologi digital yang terus berkembang membuka peluang dan tantangan baru kreativitas dan medium distribusi film. Bagaimana para pembuat film menangkap tantangan era digital sebagai ruang baru kreativitas dan juga platform distribusi ide dan karya tanpa batas,” ungkap Rina