Bisnis.com, LONDON - Kanker selama ini dikenal sebagai penyakit yang tidak bisa dikendalikan.
Di Inggris, ilmuwan kanker meluncurkan program pengembangan obat "Darwinian" pertama di dunia, untuk mendahului perkembangan kanker.
Meskipun tidak meninggalkan penelitian untuk pada akhirnya mengobati pasien, proyek "anti-evolusi" tersebut akan memusatkan kembali perhatian pada upaya mengubah kanker menjadi penyakit yang bisa dikendalikan dengan obat selama bertahun-tahun.
Hal itu akan menjadi agak mirip dengan HIV, virus yang mengakibatkan AIDS, kata beberapa ilmuwan kepada wartawan dalam satu taklimat.
"Kemampuan kanker untuk menyesuaikan diri, berkembang dan menjadi kebal obat adalah penyebab utama banyak kematian akibat penyakit itu dan merupakan tantangan terbesar yang kita hadapi dalam mengatasinya," kata Paul Workman, Kepala Pelaksana Institute of Cancer Research (ICR), lembaga penelitian dan amal yang berpusat di Inggris dan akan memimpin lembaga Centre for Cancer Drug Discovery.
Lembaga itu, yang didanai sebesar 96,5 juta dolar AS dari ICR, akan "berusaha mengatasi tantangan evolusi kanker ke depan," kata Workman, "dengan menghalangi proses perkembangannya".
Tim di lembaga itu mula-mula akan memusatkan perhatian pada dua langkah yang mungkin dilakukan, kata Reuters --seperti dipantau Antara di Jakarta, Kamis (16/5/2019) siang.
langkah pertama, yang dikenal sebagai "penggembalaan evolusi", melibatkan pemilihan pengobatan khusus tingkat awal yang memaksa sel kanker menyesuaikan diri. Caranya adalah dengan membuat sel itu sangat bisa dimasuki untuk obat kedua, atau mendesak sel ke ujung kematian evolusi.
Langkah kedua, tim akan mengeksplorasi kelas obat baru yang mungkin untuk menyerang kemampuan kanker berkembang dan menjadi kebal obat. Obat yang berpotensi itu akan dirancang untuk menghalangi tindakan molekul yang dinamakan protein APOBEC, yang ditemukan pada sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti berharap kelas baru inhibitor APOBEC dapat dikembangkan dan diberikan bersamaan dengan pengobatan kanker yang terarah.
Terapi gabungan dengan menggunakan pengobatan saat ini dan obat baru juga akan dikaji, kata Workman.
Olivia Rossanese, ahli dalam temuan obat kanker yang akan memimpin tim biologi lembaga tersebut, mengungkapkan gagasannya untuk membuat pusat keahlian global dalam pengobatan anti-evolusi sehingga para ilmuwan bisa "menghentikan permainan berlomba" melawan kanker.
"Pendekatan Dariwinian bagi temuan obat ini memberi kami kesempatan terbaik untuk mengalahkan kanker," kata wanita ilmuwan tersebut, "sebab kami akan bisa memperkirakan apa yang akan dilakukan kanker selanjutnya dan berada selangkah lebih dulu."