Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia menjadi negara penyumbang haji terbanyak di dunia. Pada tahun 2019, Indonesia memiliki kuota haji sebanyak 231.000 jamaah.
Menurut Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/6/2019), tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah seiring meningkatnya jumlah jamaah haji risiko tinggi, beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial budaya serta kondisi fisik, termasuk pada saat penerbangan menuju Arab Saudi.
Kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda dengan kondisi di Indonesia seperti perbedaan musim, kelembaban udara yang rendah, perbedaan lingkungan sosial budaya, keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji dan kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di Mina, dapat berdampak terhadap kesehatan jamaah haji.
Ditambah lagi, jamaah haji harus menempuh perjalanan menggunakan pesawat selama 9 hingga 12 jam dari embarkasi sampai ke Madinah atau Jeddah hingga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan jamaah karena beberapa keadaan dapat memunculkan penyakit dan memperberat keadaan jemaah yang mempunyai penyakit sebelumnya.
Untuk meningkatkan intervensi pelayanan dan pengendalian faktor risiko kesehatan diperlukan pengetahuan tentang pengaruh kondisi penerbangan terhadap kesehataan jemah haji.
“Selama penerbangan kondisi lingkungan udara berbeda dengan kondisi lingkungan daratan. Bertambahnya ketinggian dan berkurangnya kadar oksigen dan dapat menyebabkan sakit atau rasa tidak nyaman pada tubuh jemaah selama perjalanan seperti gangguan pernapasan, Deep Vein Thrombosis, dehidrasi, jet lag, dan mabuk udara,” kata Nila pada Seminar Pelayanan Kesehatan Haji, Gedung Kementerian Kesehatan, Rabu (12/6/2019).
Data tahun 2018, sebanyak 2.366 jamaah haji sakit saat tiba di Arab Saudi dan beberapa di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi.
Demikian pula pada masa pemulangan, faktor kondisi lingkungan di pesawat menjadi pertimbangan pemulangan jamaah haji sakit. Hal ini terlihat pada tahun 2018 sebanyak 54 jamaah haji masih tinggal di Rumah Sakit Arab Saudi pascaoperasional karena kondisi kesehatan yang belum laik terbang.
Nila berharap pelayanan kesehatan penerbangan haji tahun 2019 dapat berjalan lebih baik. Para petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) diharapkan akan mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal baik sebelum keberangkatan, selama penerbangan, saat di Arab maupun setelah kembali ke Indonesia.