Bisnis.com, JAKARTA – Pendidikan ditujukan untuk mempersiapkan masa depan yakni menyiapkan anak untuk memiliki kompetensi yang relevan untuk kehidupan pada masa mendatang.
Di era digital, menurut pakar pendidikan Najelaa Shihab, apa pun pekerjaan dan peran anak nantinya, ada beberapa kemampuan dasar yang perlu dimiliki, di antaranya kecerdasan masa depan adalah kemampuan untuk kritis dalam menghadapi informasi, kemampuan berkolaborasi, kemampuan bertanggung jawab untuk menerapkan prinsip keamanan dalam konteks reputasi, etika serta privacy, dan kreativitas untuk bisa berkarya dalam berbagai bentuk.
Dalam kenyataannya, kata Najelaa, banyak lembaga pendidikan memiliki paradigma dan tujuan pendidikannya masih sangat konvensional, atau tidak menyiapkan murid dengan kompetensi yang diperlukan untuk masa depan.
“Beberapa orang tua kemudian memilih menyekolahkan anak di luar negeri, dengan alasan bahwa menemukan lembaga yang tepat,” paparnya.
Menurutnya, sebenarnya di dalam maupun luar negeri, ada lembaga-lembaga yang sudah cukup inovatif dan melakukan praktik untuk menumbuhkan anak yang siap di era digital. Namun, yang perlu perlu diingat pendidikan bukan hanya soal sekolah, tetapi juga apa yang terjadi dalam keluarga.
Jadi, jika dapat disimpulkan kriteria utama pemilihan sekolah adalah yang tujuannya sejalan dengan tujuan pengasuhan orangtua, dan keterlibatan orangtua dalam proses pendidikan di lembaga apa pun. Ditambah lagi dengan kompetensi yang ditumbuhkan di rumah, akan menentukan keberhasilan anak.
Pada intinya pendidikan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Sekolah, pendidikan di keluarga, apa yang dikonsumsi anak di media massa, dan dilakukan di sosial media. Secara mental, lanjutnya, yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan adalah kemampuan beradaptasi.
“Akan banyak pekerjaan baru yang sekarang belum ada dan pekerjaan lama yang nantinya tidak ada lagi, jadi anak perlu siap dengan apa pun profesinya kelak,” paparnya.
Guna mendorong anak menjadi lebih bedaya di masa depan, orang tua perlu menumbuhkan kecerdasan yang diperlukan untuk masa depan di rumah dan lingkungannya. Tak hanya kecerdasan, tetapi juga menumbuhkan daya pikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan berkominten.
Untuk berpikir kritis misalnya, biasakan anak banyak bertanya dan memecahkan masalah, mengobservasi lingkungan, dan mengevaluasi informasi yang didapatkan. “Jangan sekadar menghafal atau menuruti apa yang disampaikan,” lanjutnya.
Guna mewujudkan hal tersebut, orang tua tidak bisa gagap teknologi dan perlu mengembangkan kompetensi diri sehingga orang tua juga dapat menjadi teladan untuk anaknya.
“Kecerdasan di era digital tidak bisa sekadar dinasihatkan, tetapi perlu terus dipraktikkan sejak anak di usia dini. Jangan sampai pendidikan yang kita lakukan justru mematikan hal-hal yang ingin kita tumbuhkan atau hanya sekadar memenuhi persyaratan,” jelasnya.