Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sukses dengan Si Juki The Movie pertama pada 2017, seri kedua film animasi ini kembali akan rilis pada 2020 dengan judul Si Juki The Movie Harta Pulau Monyet.
Sutradara sekaligus penulis film Faza Meonk menyebutkan proses produksi film memakan waktu lama karena memang pihaknya masih memakai teknologi dua dimensi sehingga ia memperkirakan baru rilis pada 2020.
Sutradara, produser, kru, dan pengisi suara film Si Juki The Movie Harta Pulau Monyet. – Bisnis.com/Ria Theresia Situmorang
"Hampir 2 tahun (proses pengerjaannya). Pertama itu kita gambarnya 2D, jadi satu-satu dan banyak orang. Gambarnya harus dapet semua. Proses bagaimana menyatukan kemampuan orang yang berbeda-beda itu yang cukup challenging. Makanya kita cuma bisa rilis dua tahun sekali, kan," ujar Faza.
Dia menambahkan sebenarnya durasi produksi film animasi di Indonesia dan Amerika Serikat tidak jauh berbeda, hanya karena budget-nya di Indonesia masih sedikit, teknologinya yang dipakai juga masih minim.
"Di Indonesia, SDM (sumber daya manusia) animasi itu, menurut saya kru kita untuk animator tidak seideal negara lain. SDM kita secara kualitas sudah oke tapi kuantitasnya sedikit. Itu yang buat produksi kita lama. Di luar pun sebenernya lama," sambungnya.
Frederica selaku produser Falcon Pictures menyebutkan pihaknya selalu ingin memberikan sumbangsih film animasi setiap tahunnya. Dalam film Si Juki The Movie, Falcon juga melibatkan banyak komika seperti Indra Jegel, Rigen, dan Tretan Muslim.
"Kita belum bisa publish berapa budget-nya untuk film ini karena masih produksi. Mahalnya sih ngebayar mereka (komika)," canda Frederica.
"Kita memang belum ada niat untuk ekspansi karena memang kita pengen majuin film dalam negeri dulu sebelum rilis di luar negeri," sambungnya.
Indro Warkop yang juga ikut mengisi suara untuk film ini menambahkan dirinya ikut mendukung animasi film Indonesia karena fenomena banyaknya animator film Indonesia yang berkarya di luar negeri.
"Saya berambisi di film ini. Kita harus kembangkan film animasi di negeri ini. Saya melihat bagaimana animator Indonesia berkarya di luar negeri. Dengan film ini, mudah-mudahan mereka bisa setidaknya cari makan di negeri sendiri," tutupnya.
