Bisnis.com, JAKARTA – Mengatasi masalah finansial yang terjadi dalam tubuh BPJS Kesehatan, Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr Aru Wisaksonon Sudoyo menyebutkan kalau BPJS memberikan sumbangsih besar terhadap persektif masyarakat saat ini.
Ditemui di JW Marriot, Jakarta Selatan pada Jumat (19/7/2019), Aru mengatakan kalau ia mengakui kalau BPJS sangat meringankan beban finansial masyarakat.
“Jujur aja dengan segala kelemahannya, BPJS adalah hal yang terbaik yang terjadi selama beberapa tahun belakangan yang terjadi di rakyat kita,” ungkapnya.
Ia mengatakan, sebelum BPJS Kesehatan hadir, pasien yang ditanganinya lebih memilih untuk tidak melanjutkan pengobatan kanker dibandingkan menjadi beban finansial bagi keluarganya.
“Dulu pasien bilang begini, ‘dok saya pulang saja’, ‘nanti keluarga saya dililit hutang, toh nanti mati juga’,” ungkapnya.
Sejak hadirnya BPJS Kesehatan, pasien kanker pada khususnya melihat angka harapan hidupnya lebih tinggi. Sehingga, masalah yang dianggap sebagai beban finansial dulunya tidak lagi menjadi hal yang memberatkan saat ini.
“Sekarang sudah nggak, karena ada BPJS dengan segala keterbatasan obat, ya. Tapi dia ditangani. Tetap BPJS adalah hal yang terbaik dalam tahun-tahun terakhir ini yang terjadi pada rakyat kita dalam hal medik. Tinggal diberesin manajemennya, keuangannya,” jelasnya.
Berkaca pada negara lain, Aru melanjutkan kalau di Singapura contohnya, tidak ada bantuan biaya kesehatan yang ditanggung pemerintah, sehingga rakyatnya terdorong untuk memiliki asuransi swasta.
“Kalau ke negara-negara lain, pengobatan saja tidak ditanggung pemerinta, harus insurance. Karena itu, yang saya minta kepada pemerintah bukan supaya BPJS nya lebih bangkrut lagi, kerjasama dengan asuransi swasta sehingga asuransi swasta juga sudah hidup, cost sharing namanya,” ungkapnya.
Dengan menjalankan program kerjasama antara BPJS Kesehatan dan asuransi swasta diharapkan kedepannya penanganan pasien kronis dari semua lapisan sosial akan lebih maksimal.