Bisnis.com, JAKARTA - Menyambut hari Hepatitis Dunia yang akan dirayakan pada 28 Juli mendatang, pihak Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan pengetahuan tentang akibat yang ditimbulkan oleh virus hepatitis.
Dr. dr. Andri Sanityoso Sulaiman Sp.PD KGEH dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia menyebutkan terkhususnya untuk penyakit Hepatitis B, ada lebih dari 1 juta orang yang meninggal tiap tahunnya.
Mengantisipasi penularan Hepatitis B juga tidaklah sulit, cukup dengan menggunakan pengaman seperti kondom ketika berhubungan seksual dan menghindari kontak darah dengan penderita hepatitis.
Selain dari kontak dari vertikal melalui kelahiran anak, kontak darah horizontal seperti pemakaian alat suntik bergantian, pemakaian tato yang tidak steril, pemakaian alat cukur untuk kumis dan jenggot pria juga adalah salah satu sumber penularan penyakit ini.
"Kasusnya tidak banyak karena horizontal, namun pemakaian alat cukur di tempat pangkas perlu diwaspadai karena alat cukur tersebut biasanya dipakai untuk beberapa orang, tidak hanya satu. Dan seringkali alat cukur ini menimbulkan luka pada kepala," ungkapnya saat ditemui di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan pada Senin (22/7/2019).
Untuk itu, ia menganjurkan untuk memastikan alat cukur yang dipakai di tempat pangkas benar-benar bersih, atau jika diperlukan membawa alat cukur sendiri agar terbukti kesterilannya.
"Selain itu pastikan juga untuk tidak berbagai sikat gigi dengan anggota lain karena penularannya bisa terjadi dari darah dari satu orang ke orang lain," ungkapnya.
Orang dengan gejala lesu, tidak nafsu makan, hingga mata menguning dianjurkan untuk segera melakukan deteksi dini hepatitis dini yakni skrining Rapid Diagnostic Test (RDT) HBsAG gar dapat ditangani penyakitnya sesegera mungkin.