Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI menggelar workshop penyusunan rencana strategis (Renstra) tahun 2020-2024 beberapa waktu lalu.
Stunting menjadi salah satu fokus perbaikan dalam Renstra Kemenkes 2020–2024. Stunting sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat dan pola asuh, yang artinya ada gangguan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak pada anak.
Anak stunting dapat terjadi dalam 1000 hari pertama kelahiran dan dipengaruhi banyak faktor, di antaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, kekurangan mikronutrien, dan lingkungan.
“Perbaikan masalah kesehatan di Indonesia memang banyak kendala yang dihadapi, maka Renstra ini adalah rencana yang mengungkit pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia, bagaimana perilaku masyarakat seoptimal mungkin harus kita dapatkan yang lebih baik” ungkap Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Bogor pada Sabtu (27/7/2019).
Renstra diselaraskan dengan visi-misi presiden terpilih yang disebutkan yang menjadi salah satu fokus pembangunan Indonesia maju adalah tidak ada lagi stunting.
“Dalam Human Capital Indeks bila ingin pembangunan kesehatan sampai Lansia harus tidak ada kasus stunting,” lanjutnya seperti dikutip dari siaran persnya yang diterima bisnis.com pada Senin (29/7/2019),
Ia menambahkan, Indonesia sebagai negara subur harusnya tidak ada masalah stunting. Badan Kesehatan Dunia (WHO) membatasi masalah stunting di setiap negara, provinsi, dan kabupaten sebesar 20 persen, sementara di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018 penurunan masalah stunting baru mencapai 30,8 persen dari 37,2 persen.
Maka dari itu Menkes menekankan tugas pemerintah adalah mengubah perilaku masyarakat dan pola asuh menjadi lebih baik, memberi ASI yang baik, melaksanakan Germas dan menerapkan pola hidup sehat.