Bisnis.com, JAKARTA--Untuk meningkatkan potensi wisata, maka pemerintah harus serius melakukan pembenahan produk pariwisata serta fasilitas pendukungnya, dan tak hanya fokus pada promosi.
Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia Azril Azhari mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata harus melakukan pembenahan potensi wisata di Indonesia. Belum lama ini, pemerintah mencetuskan program 10 Bali Baru, akan tetapi kini diperkecil menjadi 4 Bali Baru.
"Apakah lokasi wisata yang dipasarkan pemerintah ke luar negeri telah memiliki standar toilet dan kamar mandi internasional? Biasanya pelancong dari luar negeri sangat memperhatikan sanitasi. Harusnya pemerintah membenahi infrastruktur pendukung wisata. Jangan hanya fokus pada marketing dan promosi, tetapi lupa pembenahan," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (9/8/2019).
Azhari mengungkapkan, pemerintah harus serius menangani safety and security, healthy and sanitation, pusat informasi bagi turis dan infrastruktur. Memang, kemampuan berkomunikasi melalui media sosial generasi milenial cukup bagus, akan tetapi kontribusi terhadap ekonomi masih sangat kecil.
Di sisi lain, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ingin generasi milenial tidak sekadar melancong tapi turut serta mempromosikan pariwisata Indonesia. Mengutip laman resmi, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Tourism 4.0 tidak bisa lepas dari kaum milenial dan digital. Arief mengharapkan keterlibatan generasi milenial ini bukan lagi hanya sebagai penikmat wisata.
"Sekitar 51 persen inbound traveler ke Indonesia adalah generasi milenial dan 70 persen wisatawan melakukan search and share via digital. Pariwisata kita bisa naik pertumbuhannya karena kita go digital. Digital merupakan sebuah keniscayaan," ujar Arief.