Bisnis.com, JAKARTA--Hewan-hewan dalam kondisi stres lebih rentan terserang penyakit. Kesejahteraan hewan bisa saja terganggu bila hidup selamanya dalam kerangkeng dan bisa berdampak buruk pada manusia yang mengonsumsinya.
Para peternak hewan, khususnya unggas banyak menggunakan kerangkeng. Among Prakosa, Aktivis dari Animal Friends Jogja (AFJ) mengatakan bahwa kerangkeng baterai sangat kejam kepada para hewan karena memberikan penderitaan seumur hidup bagi jutaan ayam petelur di Indonesia. Kerangkeng juga berisiko meningkatkan kontaminasi Salmonella lebih besar pada hewan, yang mengancam kesehatan manusia.
Berdasarkan penelitian dari The European Food Safety Authority pada 2019 mengenai kontaminasi Salmonella dalam berbagai metode produksi telur ayam. Ditemukan adanya potensi kontaminasi yang lebih besar dalam peternakan pabrikasi yang mengurung ayam dalam kerangkeng, dibandingkan dengan telur yang diproduksi dari ayam yang bebas kerangkeng.
Penelitian telah membuktikan bahwa kondisi yang kejam ini mengakibatkan deformasi tulang, osteoporosis, luka-luka, stress, kerontokan bulu yang tidak wajar, serta banyak masalah fisik dan psikologis lainnya
“Bisakah kalian membayangkan tinggal berjejal seumur hidup dalam kerangkeng yang padat, tidak memungkinkan untuk berjalan, atau bahkan merentangkan tangan. Ini adalah realita kehidupan 200 juta ayam petelur yang ada di Indonesia,” ujar Among, dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya saat ini sudah banyak perusahaan yang beralih dari sistem kerangkeng baterai yang kontroversial, dan menerapkan komitmen global untuk hanya menggunakan telur dari pemasok yang menerapkan sistem bebas kerangkeng.
Animal Friends Jogja juga meminta kepada peternak ayam untuk meningkatkan standar kesejahteraan hewan yang rendah di Asia. Dia mengharapkan restoran cepat saji yang memiliki menu utama daging ayam potong berpotensi memberikan perubahan yang sangat berarti bagi kehidupan hewan di Indonesia.
AFJ juga menggelar aksi damai bersama Sinergia Animal yang tergabung dalam Act for Farmed Animals. Aksi ini dilakukan demi unggas yang dikerangkeng dengan menggunakan kostum Ronald versi seram sambil memegang telur. Selain itu, aktivis ini bersama mendesak restoran-restoran untuk menetapkan standar keamanan yang sama antara Indonesia dengan negara-negara lainnya.