Seorang pekerja berkostum tradisional Korea mengenakan topeng pelindung untuk mencegah tertularnya virus corona selama pemeragaan ulang Royal Guards Changing Ceremony di depan Istana Deoksu di Seoul, Korea Selatan, 31 Januari 2020./Reuters
Health

Update Korban Virus Corona 5 Februari: 24.551 Kasus, 492 Orang Tewas

Renat Sofie Andriani
Rabu, 5 Februari 2020 - 07:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Angka kematian akibat wabah virus corona (coronavirus) menanjak mendekati 500 seiring dengan bertambahnya korban jiwa di Provinsi Hubei, China, jantung wabah virus ini.

Dikutip dari www.worldometers.info, korban jiwa di China tercatat 490 orang hingga Selasa (4/2/2020) malam waktu GMT atau Rabu (5/2/2020) pagi WIB, bertambah sebanyak 65 orang dari satu hari sebelumnya.

Tambahan jumlah korban jiwa itu semuanya berasal dari Provinsi Hubei, pusat wabah virus. Sementara itu, kematian di luar China terjadi di Filipina dan Hong Kong masing-masing sebanyak satu orang. Dengan demikian, wabah virus ini telah merenggut total 492 nyawa.

Di China, hingga Selasa (4/2) bertambah 3.887 orang yang dipastikan terinfeksi virus corona sehingga jumlah total pengidap virus sejauh ini di negeri tersebut mencapai 24.325 orang.

Virus ini juga telah menjalar ke 26 negara lain di Asia dan Eropa. Menyusul China berturut-turut adalah Jepang, Thailand, dan Singapura yang mencatatkan 33, 25, dan 24 kasus.

Dari total 24.551 kasus terjangkiti virus corona di seluruh dunia hingga Selasa (4/2), sebanyak 2.792 di antaranya dalam kondisi kritis. Di sisi lain, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga bertambah menjadi 907.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus ini belum menunjukkan banyak mutasi atau menyebabkan pandemi. Berbagai strategi dan upaya masih dilancarkan untuk membendung penularannya.

Meski sebagian besar kasus tetap berpusat di provinsi Hubei China, efek riak dari virus corona terus menjalar ke seluruh dunia, seperti dilansir Bloomberg.

Aktivitas kasino di Macau akan ditutup selama dua pekan dan Nike Inc. mengatakan wabah ini akan berdampak material pada operasinya di China.

Di Amerika Serikat, penasihat ekonomi Presiden Donald Trump mengatakan booming ekspor dari kesepakatan perdagangan AS dengan China akan tertunda karena wabah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro