Bisnis.com, JAKARTA - Belum ada satu pun bukti virus corona (covid-19) masuk ke Indonesia. Itulah yang diungkapkan oleh Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan.
Menurut Navaratnasamy kala menghadiri Seminar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Depok, Selasa, 11 Februari 2020, kesimpulan itu WHO dapat melalui bukti empiris.
“Kami sebagai WHO tidak mengambil kesimpulan hanya dari prediksi dan model, kami menunggu ada bukti, dan hingga kini belum ada bukti dari Indonesia terjangkit 2019-nCoV (covid-19),” kata Paraneitharan.
Dia menyebut, belum adanya suspect covid-19 ke Indonesia, karena pemerintah melakukan upaya yang baik dalam persiapan dan pencegahan terhadap masuknya virus tersebut.
Paranietharan menepis anggapan tim medis Indonesia tidak mampu mendeteksi covid-19. "Bersyukur sampai sekarang di Indonesia belum ada kasus. Itu artinya kami percaya dan yakin bahwa kapasitas medis di Indonesia siap menangani, dari rumah sakit hingga deteksi virus itu," ujarnya.
Menurutnya, Indonesia telah memiliki kapasitas untuk mendeteksi virus corona. Dasarnya, sejak 14 Januari 2020 Indonesia telah memiliki PCR atau Polymerase Chain Reaction sebagaimana negara Asia lainnya.
“PCR untuk coronavirus telah dimiliki Indonesia sejak 14 Januari sebagaimana negara Asia lainnya, jadi sebenarnya seluruh negara terdampak baru bisa mendeteksi covid-19 mulai 14 Januari,” kata Paranietharan.
Paranietharan mengatakan PCR merupakan alat untuk mendeteksi covid-19. Cara kerja alat tersebut dengan cara melakukan genomic sequencing (pengurutan DNA) untuk kemudian dicocokkan dengan data covid-19.
“Prosedur PCR menggunakan RNA (semacam enzim) yang diekstraksi dan ditambah reagen, setelah itu masuk ke mesin PCR untuk menemukan kesamaan dengan 2019-nCoV berdasarkan data dari Cina,” kata Paranietharan.
Namun, kata Paranietharan, hasil laboratorium dari PCR membutuhkan waktu lama, paling cepat hasil keluar dalam waktu dua hari. “Dengan PCR hasilnya baru akan keluar paling cepat dua hari, namun dengan PCR spesifik hasilnya bisa didapatkan lebih cepat dalam hitungan jam,” kata Paraneitaharan.