Update Virus Corona: 3.254 Orang Meninggal, Total Kasus Tembus 95.000 di Dunia

Bisnis.com, JAKARTA – Korban jiwa akibat penyakit yang disebabkan virus corona (Covid-19) terus bertambah di Italia. Angka kematian di negara tersebut pun mengerek total korban jiwa mencapai 3.254 orang di seluruh dunia.

Dikutip dari www.worldometers.info, jumlah korban jiwa di Italia bertambah sebanyak 28 orang, sehingga menjadikan total kematian di negeri ini mencapai 107 orang hingga Rabu malam waktu GMT atau Kamis (5/3/2020) pagi WIB, jumlah terbesar setelah China.

Pertambahan jumlah korban jiwa juga dialami di Iran, Korea Selatan, dan Amerika Serikat sebanyak 15, 3, dan 2 orang masing-masing. Adapun Spanyol dan Australia masing-masing melaporkan 1 kematian tambahan.

Pada Rabu pula, Irak melaporkan 2 kematian, hanya beberapa jam setelah mengonfirmasi 3 kasus baru di negaranya. Media asing melaporkan kedua korban jiwa tersebut merupakan pria lanjut usia.

Dengan demikian, hingga Kamis pagi ini, Iran berada di tempat ketiga negara dengan total korban jiwa terbanyak yakni 92 orang, disusul Korea Selatan sebanyak 35 orang, dan Amerika Serikat dengan 11 orang (lihat tabel).

Adapun jumlah korban jiwa di China, tempat bermulanya wabah ini, mencapai 2.981 orang. Secara jumlah kasus, China tetap mencatat angka terbesar yakni 80.282 kasus.

Virus ini juga telah menjalar ke 83 negara lainnya di dunia. Menyusul China berturut-turut adalah Korea Selatan dengan 5.621 kasus, Italia dengan 3.809 kasus, dan Iran yang mencatat 2.922 kasus. Adapun Indonesia mencatatkan 2 kasus bersama Mesir, Estonia, Arab Saudi, dan Hongaria.

Meski demikian, dari total 95.184 kasus terjangkiti virus corona di seluruh dunia, 51.449 pasien dinyatakan berhasil sembuh. Sebanyak 40.481 orang masih terinfeksi, dengan 6.883 di antaranya dalam kondisi serius atau kritis.

Pada Rabu (4/3/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mencabut sebagian besar pembatasan untuk pengujian virus corona, dengan mengatakan dalam serangkaian pedoman baru bahwa dokter dapat menggunakan penilaian mereka untuk memutuskan pasien bagaimana yang akan dites.

“Hal ini memperluas pengujian ke kelompok yang lebih luas dari pasien-pasien dengan gejala,” terang CDC, seperti dikutip Bloomberg.

Keputusan pengujian harus didasarkan pada bagaimana virus itu menyebar di komunitas tertentu, serta apakah seorang pasien memiliki gejala-gejala yang konsisten dengan kemungkinan infeksi virus corona.

Sumber: worldometers