Penumpang menggunakan antiseptik atau hand sanitizer di Halte Harmoni, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Health

Astaga, Pakai Hand Sanitizer Berlebihan Bahaya Buat Kesehatan!

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Senin, 9 Maret 2020 - 14:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Disinformasi dan hoaks terkait Covid-19 membuat masyarakat panik membeli hand sanitizer, padahal penggunaan pembersih tangan berlebih berbahaya bagi kesehatan.

Menurut dr. Clarin Hayes, Youtube Creators for Change Ambassador mengatakan, tenaga medis menilai sampai saat ini belum ada satu pun metode pengobatan yang terbukti bisa menyembuhkan virus corona jenis Covid-19. Dia menyebut, yang penting dalam penanganan Covid-19 adalah menjaga sistem kekebalan tubuh.

“Jaga kebersihan, cuci tangan, tapi juga harus diingat tidak perlu setiap jam, atau setiap 5 menit sekali. Tangan bisa kering sementara kulit butuh kelembaban,” terang Clarin di Gedung Anantakupa, Kominfo, Senin (9/3/2020).

Dia menegaskan, standar cuci tangan yang sehat adalah penggunaan air bersih mengalir dan sabun. Penggunaan hand sanitizer kata Clarin sebenarnya hanya digunakan saat tidak ada sabun dan sumber air mengalir. Oleh sebab itu Clarin pun menilai kepanikan public atas virus Covid-19 dengan membeli hand sanitizer justru tindakan yang tidak masuk akal.

“Hand sanitizer ini pelengkap jika tak ketemu air dan sabun. Itu baru boleh. Tapi kalau menumpuk hand sanitizer tidak rasional, karena kalau terlalu sering hand sanitizer bisa membunuh kuman baik di tangan. Ini harus dijaga keseimbangannya,” ujar Clarin.

Dia juga menambahkan untuk menjaga kekebalan tubuh setiap orang juga harus mampu menjalankan etika bersih dan batuk yang sehat. Misalnya, saat batuk atau bersin wajib menggunakan tisu atau sapu tangan. Jika tidak ada, posisi bersih harus ditutup dengan lengan.

Clarin pun menambahkan pentingnya masyarakat sadar dalam mengakses informasi yang akurat guna mencegah penyebaran disinformasi dan hoax virus corona. Dia menyarankan, tenaga medis misalnya juga perlu melakukan edukasi dengan memberikan sumber yang valid kepada publik misalnya dari WHO atau CDC.

“Kalau tidak akurat ini bahaya, kita lakukan bersama mencegah terror informasi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro